PWMU.CO-Bertanding tenis sambil memberi kuliah dilakukan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Fauzan MPd. Ahad (17/2) lalu dia mengikuti Turnamen Tenis Nasional Antar Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia di Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus).
Ternyata Rektor Unimus Prof Dr Masrukhin mendapuk Fauzan memberikan kuliah singkat kepada pimpinan, dosen dan staf Unimus pada upacara pagi.
Unimus salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah terbaik keempat se-Indonesia sesuai dengan rilis Majelis Pendidikan Tinggi (Dikti) Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun 2018. Akreditasi institusi perguruan tinggi dari Kemenristekdikti perguruan ini dapat kategori B.
”Pagi ini kita kehadiran Rektor UMM Dr Fauzan MPd. Ini kesempatan langka dan baik bagi kita untuk belajar dan menggali hal-hal penting pengelolaan perguruan tinggi. Supaya kita bisa seperti UMM yang telah memperoleh akreditasi A,” kata Masrukhin membuka pengantar yang disambut riuh peserta apel pagi.
Fauzan yang memakai jaket olahraga warna putih menyampaikan, sebenarnya Unimus dalam usia 20 tahun pertumbuhannya sudah baik. Untuk menjadi lebih baik ada dua kunci keberhasilan mengelola perguruan tinggi Muhammadiyah seperti pengalamannya memimpin UMM.
Pertama, kenyamanan internal. ”Civitas akademika harus bisa memaknai kesejahteraan untuk semangat kemajuan. Untuk itu, kenyamanan dan selalu happy dalam bekerja menjadi salah satu modal untuk memberikan spirit kinerja dan produktivitas maksimal,” ungkapnya.
Itu bisa tecermin dari aura positif civitas akademika yang trengginas, pantang lelah, dan visioner, penuh harapan, serta mampu menjawab permasalahan. ”Seluruh staf universitas harus bisa menjawab kemajuan di tempat mereka bekerja,” ujarnya.
Kedua, kampus itu tugasnya mengabarkan dan menciptakan kabar. Gelaran pertandingan tenis nasional PTM/A di Unimus Semarang memberikan kabar positif bagi eksistensi kampus. ”Seluruh civitas harus bisa mengabarkan hal-hal positif untuk kebaikan dan citra baik,” tuturnya.
Mengapresiasi dan memberikan ucapan selamat kepada mahasiswa yang Indeks Prestasi Kumulatifnya tinggi, menurut dia, bisa memberikan kabar positif kepada orang tua. Dampaknya orang tua menceritakan kebaikan itu kepada orang sekitar. (Izzudin)