PWMU.CO – Kepala Lembaga Humas dan Kerjasama Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Hasan Ubaidillah menekankan pentingnya pengembangan pendidikan berbasis digital agar mampu memenangkan persaingan era industri 4.0
Hal itu disampaikan Ubaid—sapaannya—dalam acara Seminar dan Pameran Pendidikan Islam yang diadakan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Mojokerto di Hall Sunrise Mojokerto, Rabu (27/2/19).
“Kini, sekolah berada pada lingkungan yang sudah jauh berbeda, yakni berada dalam lingkungan berbasis digital,” katanya.
Menurut Ubaid, era digital telah mengubah bentuk pendidikan. Di mana, buku-buku dan informasi kini bisa diakses oleh jutaan manusia dengan mudahnya melalui internet. Lokasi belajar pun sudah jauh menembus dinding-dinding kelas.
“Nah, dengan akses terbuka ke dunia informasi, seorang murid bisa melampaui guru yang masih terpaku pada pola belajar masa lampau,” tuturnya.
Maka dari itu, Ubaid mengajak lembaga pendidikan Muhammadiyah khususnya, harus mampu memvisualisasikan lembaga pendidikan dengan website karena itu adalah rumah di internet.
Sekolah, lanjut dia, juga harus mampu memanfaatkan perkembangan media sosial untuk memasarkan lembaga pendidikan Anda. “Mulai pasarkan sekolah Anda di Facebook, Twitter atau media lainnya,” imbaunya.
Tak kalah penting adalah bangun hubungan human relationship atau membangun hubungan dengan manusia. “Jangan kita hanya sekadar, tapi harus didasari komitmen dan kesungguhan,” tegasnya.
Ubaid mengingatkan, pentingnya lembaga pendidikan melakukan refleksi dalam bentuk tiga kesadaran menghadapi era 4.0. Pertama, kesadaran akan pentingnya perbaikan mutu yang berkelanjutan.
“Perhatkanlah mutu dari para lulusan, guru, sistem pembelajaran, dan penelitian. Semua itu harus terus meningkat. Tidak boleh stagnan,” paparnya.
Ubaid melanjutkan, kesadaran kedua adalah pentingnya kepuasan konsumen yaitu siswa, guru, dan seluruh tenaga pendidikan, masyarakat pengguna, pemerintah, dunia usaha, dan industri.
Kesadaran ketiga adalah kompetisi. “Maka, jalin kerja sama baru baik lokal, nasional, dan internasional. Juga perlu kita merangkul investor dan donatur baru,” tandasnya. (Aan)
Discussion about this post