PWMU.CO-Ketua PWM Jawa Timur Dr Saad Ibrahim jika berbicara nadanya kalem, datar tapi mendadak terlontar joke yang mengejutkan. Seperti ketika dia memberi sambutan acara workshop dan seminar perkaderan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (7/3/2019). Acara ini diadakan oleh Majelis Pendidikan Kader PWM.
Saad mengatakan, Muhammadiyah sudah membangun sistem yang lebih baik, tugas kita adalah menjaga sistem itu agar tetap sesuai. Sistem itu termasuk pendidikan kader.
Dia mencontohkan, tokoh seperti Dien Syamsudin yang mengikuti jenjang perkaderan secara teratur, kalau hanya menjadi presiden terlalu gampang. Karena Muhammadiyah tidak hanya sekadar menyiapkan pemimpin persyarikatan atau bangsa tapi juga pemimpin dunia.
”Karena itu warga Muhammadiyah jangan membuat prediksi ketua PWM nanti jadi gubernur. Hal itu terlalu kecil. Karena di Bengkulu yang jadi gubernur cukup ketua MPK,” ujarnya disambut tawa peserta.
Gubernur Bengkulu Dr drh Rohidin Mersyah MMA sebelumnya pernah menjabat ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2010 saat menjadi Wakil Bupati setempat. Dalam susunan pengurus PWM Bengkulu 2015-2020 namanya tercatat sebagai ketua Majelis Pendidikan Kader. Saat itu dia menjabat Wakil Gubernur.
”Dulu ada banyak orang bertanya, setelah Pak Dien nanti siapa ketua PP Muhammadiyah? Ternyata Allah kirim Pak Haedar Nashir yang memiliki sisi-sisi yang tidak dimiliki Pak Dien,” tutur dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini.
Muhammadiyah, kata dia, punya segalanya. Ada kiai, universitas, punya rumah. Semuanya milik Muhammadiyah bukan perorangan. Muhammadiyah organisasi paling kaya dunia akhirat. Bahkan ada yang menyebut Muhammadiyah sebagai negara di dalam negara.
”Semacam Republik Muhammadiyah. Mengurus Muhammadiyah jauh lebih sulit dari pada mengurus negara. Jika orang Muhammadiyah mengurus negara pasti beres seperti beresnya mengurus Muhammadiyah,” tegas doktor ilmu tafsir Alquran ini.
Menurut dia, kesuksesan Muhammadiyah mengelola amal usaha menjadikan orang memiliki kepercayaan tinggi. Sebagai contoh ada orang Balikpapan datang ke PWM Jatim untuk menyerahkan tanah di daerah Blitar.
”Ini menunjukkan trust di Muhammadiyah sangat baik sehingga orang berani dan percaya kepada Muhammadiyah. Itu semua tidak lepas dari peran kader yang mengelolanya,” pungkas pria kelahiran Mojokerto ini.
Sementara Ketua Majelis Pendidikan Kader Dr Latipun mengatakan. tugas kita menyiapkan pimpinan persyarikatan dan amal usaha yang mampu menggerakkan persyarikatan menggunakan kekuatan dari dalam Muhammadiyah. ”Tugas kita yang terdekat adalah mengantarkan pimpinan tahun 2020,” ujarnya. (Ernam)