PWMU.CO – Ciri-ciri Musyda yang diberkahi Allah adalah ketika pesertanya bergembira dan memiliki nilai tambah.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Hilmi Aziz Hamim MPdI, pada pembukaan Musyawarah Daerah (Musyda) XVI Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Gresik di @HOM Hotel Jalan Kalimantan Nomor 12 A Gresik Kota Baru, Sabtu (9/3/19).
“Saya lihat di sini semuanya bergembira, dan tempatnya juga baik,” ungkapnya sambil senyum.
Dalam ceramah iftitahnya, Hilmi menyampaikan beberapa pesan kepada calon pimpinan Pemuda Muhammadiyah yang akan dipilih Ahad (10/3/19) ini. “Jangan pernah merasa nyaman dan besar,” katanya.
Kalau merasa nyaman, lanjutnya, kita akan mudah lengah. Akibatnya posisi akan mudah menggilas kita.
Pesan Hilmi yang kedua, Pemuda Muhammadiyah harus melakukan hal yang tidak biasa dilakukan orang. “Saat orang lain tidur kita bekerja, dan saat orang lain bekerja kita bekerja lebih keras lagi. Kami di PDM sering rapat di malam hari, dan di hari libur,” ungkapnya.
Hilmi juga menyerukan kepada Pemuda Muhammadiyah untuk mendekati dan menghidupi masjid. “Dengan menghidupi masjid, diharapkan keimanan Pemuda Muhammadiyah akan bertambah. Hanya dengan berdiam diri di masjid saja sudah dihitung amal shaleh,” pesannya. Kalau di masjid, sambungnya, minimal orang akan malu jika melakukan hal buruk karena merasa diawasi Allah.
“Yang paling sulit adalah menghadapi rintangan tubi tunak,” ungkapnya dengan tertawa.
“Apa itu tubi tunak?” umpan Hilmi kepada peserta Musyda.
Dia menjelaskan, tubi adalah singkatan dari metu soko kepengurusan amergo rabi (keluar dari kepengurusan karena menikah). Menurut Hilmi, banyak kasus seperti ini ditemui pada kepengurusan angkatan muda Muhammadiyah (AMM). “Biasanya karena mengikuti domisili,” katanya.
Kalau tunak adalah metu soko kepengurusan amergo ngurus anak (keluar dari kepengurusan karena mengasuh anak) Menurut alumni Pemuda Muhammadiyah Cabang Sidayu tahun 80-an ini, ngurus anak juga menjadi salah satu masalah serius dalam organisasi Muhammadiyah.
“Saya menyarankan, untuk ibu-ibu Aisyiyah Kabupaten Gresik ini membentuk badan yang mengurusi atau penitipan anak,” katanya.
Hal ini, menurut dia, harus serius dipikirkan persyarikatan karena ketika ibunya berorganisasi, hatinya tetap tenang karena anaknya diurus oleh lembaga Muhammadiyah. (Nasafi)
Discussion about this post