PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr Haedar Nashir mewanti-wanti agar warga Persyarikatan tidak memiliki mental pinggiran dalam kontestasi politik nasional tahun 2019 ini. Yakni, selalu ingin menerima dan juga angkuh.
Pesan itu disampaikan Haedar ketika membuka Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) Muhammadiyah Jawa Timur di Auditorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Sabtu (30/3/19).
Haedar mengatakan, warga Muhammadiyah tidak boleh bermental selalu terbawa arus pikiran orang dan gerakan orang. Jangan pula bermetal merasa diri kecil. Apalagi, ikut perahu orang yang tidak tahu arahnya mau ke mana.
Seharusnya, kata dia, warga Muhammadiyah memiliki mental mahfudi (cerdas dan berani). Bukan menjadi bermental lemah dalam konteks apapun itu. Termasuk dalam kontestasi politik nasional saat ini.
“Kita (saat) ini bukan menjadi pelaku. Tapi justru menjadi sub ordinat. Bukan pula kita yang menentukan arah perjalanan. Tapi justru ikut irama orang,” ungkapnya.
Maka, serunya, jadilah orang yang memiliki mental pengabdi dan pemberi. “Orang yang tidak punya apa-apa, jangan harap pernah bisa memberi apa-apa,” tegasnya.
Ia mengingatkan, bangsa dan umat dimanapun itu, jangan pernah menggantungkan nasib, kemajuan, dan masa depannya pada pihak atau bangsa lain. Tapi, harus mampu berdiri di atas kekuatan sendiri, di atas kemandirian yang kokoh dan di atas inner dinamik atau kekuatan inti yang ada di dalam jiwa, kekuatan, dan pikiran.
“Kita masih bisa mengelaborasi karena Muhammadiyah selalu berkomitmen pada kemajuan. Itulah nafas teologis dan ideologinya adalah kemajuan dalam perspektif Islam,” ujarnya. (Aan)