SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
  • Login
Senin, Juni 16, 2025
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
lazismu
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kabar

Inilah Penjelasan Kenapa RA Kartini Tidak Pakai Kerudung

Minggu 21 April 2019 | 15:15
in Kabar
4.2k 43
0
1.5k
SHARES
4.3k
VIEWS
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
ADVERTISEMENT
IMAM SYAUKANI (Mulyanto/pwmu.co)

PWMU.CO – Raden Ajeng Kartini, pahlawan nasional kebangkitan perempuan pribumi itu seorang muslimah yang cerdas. Kalau pun tidak berjilbab itu hanya persoalan adat di zaman dahulu.

Demikian disampaikan Ustadz Dr Imam Syaukani MA pada Pengajian Ukhuwah yang diselenggarakan PCM Ngagel di Masjid Asy-Shuhada Ngagel Surabaya, Ahad (21/4/2019) pagi. Pengajian diikuti jamaah Muhammadiyah Ngagel itu mengangkat topik RA Kartini dalam Perspektif Islam.

”Katanya muslimah tapi kok nggak kudungan? Janganlah kita menggunakan teropong masa kini untuk melihat masa lalu, begitu juga sebaliknya. “Yo jelas gak nyambung,” ungkapnya.

Selain itu, menurutnya, juga harus dilihat budaya dan kebiasaan yang berkembang pada saat itu. Zaman dahulu belum lazim pakai kerudung. “Sama seperti di zaman Pangeran Diponegoro yang belum lazim memakai helm. Makanya beliau memakai sorban,” kelakar Ustadz Imam disambut tawa hadirin.

umsurabaya umsurabaya umsurabaya
ADVERTISEMENT

Ia menceritakan pengalamanya saat sekolah zaman dulu. Meski ia sekolah di Muhammadiyah tahun 70-an, baik guru maupun teman perempuan juga belum ada yang berjilbab. ”Lambat laun kemudian, ada anjuran agar guru dan siswi Muhammadiyah harus berjilbab,” ucapnya.

Ketua Korps Muballigh Muhammadiyah (KMM) Kota Surabaya itu melanjutkan, suatu adat menjadi lazim berlaku bagi umat Islam asalkan adat itu tidak bertentangan dengan syariat Islam.

”Al adatu muharromah. Adat itu bisa jadi hukum selama adat tersebut tidak bertentangan dengan syariah,” jelasnya.

“Kalau menurut saya pakaian Kartini itu sudah bagus di zamannya. Coba lihat, perempuan waktu itu bajunya hanya kemben saja, dari dada ke bawah. Nah, Kartini sudah pakai kebaya,” tuturnya.

Dia menceritakan pada zaman dulu, termasuk masa hidupnya Kartini tidak lazim perempuan itu bersekolah tinggi. Perempuan bisa baca tulis saja hal yang langka. Perempuan kebanyakan zaman itu hanya dijadikan sebagai hadiah.

“Apakah hanya zamannya Kartini saja perempuan dijadikan hadiah?” tanyanya pada hadirin. “Tidak,” jawabnya. Ia kemudian memberi contoh Rasulullah pernah mendapat hadiah seorang perempuan. Nabi Ibrahim juga pernah mendapat hadiah perempuan, yaitu Siti Hajar.

Ustadz Imam menerangkan, RA Kartini itu muslimah cerdas. Banyak hikmah dan inspirasi yang bisa dipetik dari kisahnya. Pemikirannya memperjuangkan hak-hak anak bangsa. Terutama perempuan. Kartini mengangkat ide utama emansipasi perempuan, pendidikan, keagamaan, dan kebangsaan.

”Sebenarnya gagasan Kartini itu adalah kegelisahannya sebagai anak ningrat yang terkungkung. Pergaulannya terbatas sebagai anaknya bupati Jepara,” katanya.

Menurut dia, dalam pemikiran keislaman Kartini ada dua hal yang dipertanyakan. Pertama, mengapa Alquran tidak boleh diterjemahkan. Kedua, mengapa perempuan tidak boleh memilih jodoh.

”Ini fundamental. Karena Alquran tidak diterjemahkan maka bangsa kala itu nggak mengerti maknanya,” sesal sang ustadz. Termasuk pemahaman tentang kerudung di zaman itu tidak seperti saat ini.

RA Kartini menikah dengan KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat dikaruniai seorang anak bernama Soesalit Djojo Adhiningrat lahir 13 September 1904. Oleh sebab pendaharan saat melahirkan putranya itu, pada 17 September 1904 Kartini meninggal dunia pada usia 25 tahun.

Setelah wafat, surat-surat Kartini yang dikirim kepada beberapa teman korespondensinya orang Eropa seperti JH Abendanon yang menjabat Menteri Pendidikan Hindia Belanda.

Surat-surat itu dijadikan buku oleh Abendanon dengan judul Door Duisternis tot Licht pada 1911. Buku ini diterjemahkan oleh Armin Pane dengan judul  Habis Gelap Terbitlah Terang. (Mulyanto, Azizah)

Tags: Imam SyaukaniPCM NgagelRA Kartini
SendShare673Tweet341Share
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
ADVERTISEMENT

Related Posts

Ustadz Nurbani Yusuf: Istighfar adalah Kunci Keberkahan Hidup
Kabar

Ustadz Nurbani Yusuf: Istighfar adalah Kunci Keberkahan Hidup

Minggu 15 Juni 2025 | 10:31
55
nobar film kartini
Kabar

Smampat Sidayu Gresik Gelar Nobar Film RA Kartini

Jumat 25 April 2025 | 00:11
25
Trilogi Kartini Dimaknai sebagai Pendorong Literasi dan Kesetaraan Gender
Kabar

Trilogi Kartini Dimaknai sebagai Pendorong Literasi dan Kesetaraan Gender

Selasa 22 April 2025 | 11:32
29
Halal Bihalal
Kabar

Kisah Inspiratif dalam Halal Bihalal PCM Ngagel: Ketika Pandemi Menjadi Pengantar Hidayah

Minggu 20 April 2025 | 17:18
38
training akbar
Kabar

Training Akbar Magnet Rezeki: Rahasia Menarik Keberkahan dengan Cara Allah

Minggu 16 Maret 2025 | 20:12
58
tanggung jawab
Kabar

Tanggung Jawab Warga Muhammadiyah dalam Gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Sabtu 15 Maret 2025 | 18:44
15

Terpopuler Hari Ini

  • Gelar Kreativitas Siswa

    Anak PAUD Aisyiyah Mentari Percaya Diri Tampil di Panggung Gelar Kreativitas

    909 shares
    Share 364 Tweet 227
  • Mutuba Specta: SMPM 1 Babat Tutup Akhir Tahun Ajaran dengan Pagelaran

    68 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Bergerak Bersama, Hidup Sehat Terwujud: Jalan Sehat Aisyiyah Kedungpring

    54 shares
    Share 22 Tweet 14
  • STIT Muhammadiyah Kediri dan USIM Malaysia Jalin Kerja Sama Global

    70 shares
    Share 28 Tweet 18
  • Hujan Pertanyaan! Kemeriahan Adu Ide dan Gagasan Calon Kepala Sekolah Kreatif Baratajaya

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Guru SD Mudisa Jember Terpukau atas Penampilan Puisi Reksa saat Studi Tiru Sekolah Inklusi di SD Mupat

    33 shares
    Share 13 Tweet 8
  • Menjadi Penjaga Kalamullah: Wisuda Tahfidzul Quran ke-9 SD Mumtaz

    34 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Hangat dan Berkesan! Cafe Serundeng Jadi Saksi Momen Pisah Kenang Siswa Kelas 6-C SD Musix

    26 shares
    Share 10 Tweet 7
  • Perpisahan Tak Harus Haru, SD Mupat Rayakan Kebersamaan dengan Fun Games Seru

    26 shares
    Share 10 Tweet 7
  • Muhida Gelar Munaqosyah Akhir Sanah, Latih Mental Calon Hafidz Sukses

    25 shares
    Share 10 Tweet 6

Terkini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    358747 shares
    Share 143499 Tweet 89687
  • Kokam Jatim Konsolidasi dan Nyatakan Sikap

    232987 shares
    Share 93195 Tweet 58247
  • Buku Saku Mudahkan Praktik Baitul Arqam Muhlibat

    231093 shares
    Share 92437 Tweet 57773
  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171531 shares
    Share 68612 Tweet 42883
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    122380 shares
    Share 48952 Tweet 30595
  • Kelas Telkom Fiber Optik SMKM 5 Babat Diresmikan Kadindik Jatim

    122279 shares
    Share 48912 Tweet 30570

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Suara Perserikatan
  • Aisyiyah dan NA
  • Kabar
  • Kajian
    • Ngaji Hadits
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Mediamu
  • Teknologi & Gaya Hidup

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim