PWMU.CO-Pimpinan Pesantren Al Islah Lamongan Dr Piet Hizbullah Khaidar MA menyebut ada tiga syarat kader masuk kategori militan. Jika syarat ini tidak terpenuhi maka tergolong kader karbitan.
Hal itu dia sampaikan dalam Kajian Ramadhan Milad Aisyiyah 105 H/102 M yang diadakan oleh Pimpinan Daerah Aisyiyah Sidoarjo di aula Siti Walidah SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, Ahad (12/5/2019). Acara dihadiri 140 peserta yang terdiri dari 90 orang dari PCA se-Sidoarjo, dan seluruh anggota PDA.
Menurut Piet, syarat kader militan itu pertama, memiliki pemihakan ketauhidan. Pemihakan tauhid bukan hanya di lisan tapi juga diamaliyah dan hatinya.
”Bertauhid hendaknya dilakukan 24 jam sebagaimana jumlah huruf dalam kalimat tauhid laa ilaaha illallah muhammadurrasuulullah. Ujian tauhid bagi seorang kader adalah komitmen. Apakah ia akan komit baik di hati, lisan ataupuan amaliyah,” ujar mantan ketua PP IMM ini.
Syarat kedua, seorang kader disebut militan jika ia telah memberi banyak sumbangsih. ”Orang yang sudah meniti jenjang perkaderan dengan mantap maka hal itu masih belum cukup. Masih harus dibuktikan dengan sumbangsih yang nyata dengan memberikan apapun yang terbaik darinya bagi persyarikatan,” tuturnya.
Ketiga, menghargai semua peran. Tidak ada satupun peran yang remeh, karena dalam organisasi semua peran saling menguatkan. Maka lakukan peran masing-masing dengan baik serta didasari dengan niat yang baik pula.
Dasari amal saleh kita di organisasi dengan takwa secara lahir ataupun batin. Takwa lahir bisa dilihat dari amaliyah yang tampak dan takwa batin bisa dilihat dari imbas yang muncul setelahnya. Salah satu ibadah cerminan takwa batin adalah puasa Ramadhan. Bagaimana puasa kita berdampak pada akidah, akhlak dan ibadah kita pada bulan-bulan setelahnya. (Sunarsih)