PWMU.CO – Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 2 Karangrejo—atau yang dikenal Mimdaka—menggelar acara Pendampingan Persiapan Akreditasi Sekolah di ruang kelas I Mimdaka Jalan Sarutomo RT 01 RW 01 Karangrejo Manyar Gresik, Kamis (9/5/19).
Kegiatan ini dihadiri 12 orang, terdiri dari 10 guru Mimdaka dan dua pendamping dari Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik.
Kepala Mimdaka Tineke Wulandari ST mengatakan kegiatan ini bertujuan agar nanti ketika visitasi akreditasi, Selasa (21/5/19), Mimdaka mendapatkan nilai yang memuaskan dan tidak mengecewakan. “Sejak dua bulan yang lalu sudah kita susun tim akreditasi Mimdaka, yang terdiri dari tim pelaksana delapan standar akreditasi,” ujarnya.
Ike panggilan akrabnya menyampaikan yang bertugas sebagai pendamping persiapan akreditasi sekolah adalah Muhammad Fadholi Aziz dan Muhammad Harun Roesyiedh.
Aziz—panggilan akrab Sekretaris Majelis Dikdasmen PDM Gresik menyampaikan kegiatan ini dilakukan agar Mimdaka lebih awal mengetahui kekurangannya. “Ada beberapa data-data yang lebih penting yang akan dilihat dan diteliti oleh asesor,” ujarnya. “Jadi harus betul-betul siap, terutama menjawab semua pertanyaan dari asesor dengan disertai bukti fisik yang diinginkan.”
Yang paling penting lagi, sambungnya, tampilan fisik sekolah dari depan. “Sekolah harus bersih, rindang, nyaman, toilet jangan lupa, wajib bersih,” ujarnya. “Penyambutan juga sangat diperhitungkan oleh asesor, senyum ramah seluruh warga sekolah saat tamu datang harus dilakukan.”
Saat visitasi usahakan di tempat yang nyaman, “Seperti kelas ini, bagus,” ujar Aziz sambil menunjuk kelas I yang saat itu sebagai tempat pendampingan.
Hampir enam jam acara pendampingan dilakukan, dari tim pra visitasi dibagi menjadi dua tugas. Muhammad Harun Rosyied mengevaluasi standar 1-4, sedangkan Muhammad Fadholi Aziz, standart 5-8.
Pada setiap kegiatan akreditasi tidak luput dari berbagai macam pengalaman yang dihadapi, mulai dari perasaan tegang, was-was, takut, dan lain-lain. Seperti yang dialami guru Nurul Desidiah Esa.
Esa—panggilan akrabnya adalah guru baru yang masih belum genap satu tahun mengabdi di Mimdaka. Namun langsung mendapat tugas mendampingi Zubaidin SAg pada standart 5 yaitu sarana dan prasarana. “Saya sempat takut, khawatir salah menjawabnya, karena saya tidak pernah tahu sebelumnya. Namun saya sudah melaksanakan tugas dengan baik, dan hanya ada sedikit revisi,” ujarnya.
Semoga berhasil! (Musyrifah)