PWMU.CO – Berpuasa itu urusan hati. Ketika sudah niat berpuasa, maka kesulitan apapun tak bisa menghalangi. Seperti yang tergambar pada sosok Abdul Majid, seorang pengepul barang bekas yang tinggal di Dukuh Menanggal, Kecamatan Gayungan, Surabaya.
Pria paruh baya itu tetap bekerja keras mengepul barang bekas dengan becaknya di Bulan Suci Ramadhan. Maklum, itulah profesi satu-satunya yang bisa ia tekuni.
Meski keringat bercucuran di tengah cuaca terik matahari, tapi dia tetap menjalankan ibadah puasa.
“Saya sudah lama jadi pengepul barang bekas menggunakan becak ini. Sudah sejak 2000. Kira-kira sembilan belas tahunan. Selama ini saya tidak pernah tidak puasa. Kan, puasa itu wajib hukumnya bagi orang beriman,” ujarnya ketika ditemui PWMU.CO di depan Gedung Muhammadiyah Jatim, Senin (20/5/19).
Majid mengaku tetap bersyukur lantaran bisa mencari nafkah halal, meski berpenghasilan pas-pasan. Ia menyebutkan, penghasilan menjadi seorang pengepul barang bekas menggunakan becak tidak menentu. Setiap harinya ia mendapat kurang lebih Rp 50-70 ribu.
“Alhamdulillah, penghasilan saya cukup untuk keluarga. Kebetulan istri saya juga berjualan es, gorengan, dan lainnya. Jadi ada tambahan penghasilan,” tuturnya.
Setiap harinya, Majid terlihat beraktivitas mengumpulkan barang bekas di sekitaran Jalan A Yani Menanggal, Surabaya.
Hebatnya setiap waktu shalat tiba, dia tampak bergegas ke musala atau masjid untuk melaksanakan ibadah. Itu kalau dia tidak sedang ada job.
“Kalau pas puasa begini, saya dan keluarga sering buka puasa ke masjid. Sekalian saya shalat Magrib dan Tarawih,” ungkapnya. (Aan)
Discussion about this post