PWMU.CO – Penderitaan warga Palestina begitu menggugah kepedulian guru dan siswa SD Muhammadiyah 1 Wringinanom. Seperti yang dilakukan Zahra Aqeela Putri Sumarlin, siswa kelas I Abu Bakar Ash Shiddiq.
Siapa sangka siswa yang di awal tahun pelajaran masih sering rewel dan menangis ini langsung memecah tabungannya. Ia sumbangkan uang Rp 256 yang berhasil ia tabung untuk perjuangan Palestina.
Rafa Aqila Maarif, siswa kelas I Umar Bin Khattab, juga melakukan hal serupa. Siswa agak lambat proses adaptasinya di awal tahun pelajaran ini juga langsung mengambil uang Rp 100 ribu tabungannya di rumah.
“Aqila bahkan sempat curhat kalau besar ingin menjadi polisi agar bisa menjaga warga Palestina. Dulu di awal memang Aqila dikenal dengan sifat yang demikian (suka telat karena lama adaptasinya) tapi ternyata dia punya sisi lain yang belum tentu dimiliki siswa lainnya,” ungkap Nur Fadliyah Fii Dinillah, Wali Kelas I Umar Bin Khattab.
Sejak Selasa (14/5/19) hingga Rabu (22/5/19), sekolah yang berlokasi di dekat Sungai Brantas itu melakukan penggalangan dana untuk program pembangunan rumah sakit Indonesia di Kota Hebron, Palestina.
Demi menggugah kepedulian warga sekolah Kholiq Idris SPd—sang kepala sekolah—berkunjung dari satu kelas ke kelas lainnya. Dia menggambarkan bagaimana penderitaan umat Islam yang ada di Palestina, baik lewat lisan, foto, maupun gambar bergerak.
“Kami ingin menumbuhkan rasa empati para siswa terhadap penderitaan saudara-saudaranya di Palestina yang masih diajah oleh Israel,” ucapnya.
Usaha Idris tak sia-sia. Seluruh warga sekolah memberikan solidaritas yang luar biasa. Termasuk yang dilakukan seorang guru yang enggan disebut nama ini. Seusai mendengar pemaparan kepala sekolah, malam harinya ia langsung japri ke Idris dan mengatakan siap menginfakkan cincin emasnya.
“Saya sangat terharu ketika melihat antusiasme siswa dan guru dalam menyalurkan shadaqahnya dalam penggalan dana ini. Saya mulai awal penggalangan dana menargetkan dapat Rp 10 juta, ternyata hasilnya melebihi target. Barakallah,” kata Idris.
Alhasil, terkumpul dana Rp 10.405.500; 10 Riyal Saudi; 5 Ringgit Malaysia; dan 3,5 gram cincin emas. Atau kalau dikurskan menjadi Rp 11.318.000 plus cincin emas 3,5 gram.
Donasi tersebut kemudian diserahkan kepada Syeikh Yahya Mohammad Al Shafei (28), pria asal Palestina yang pada Kamis (23/5/19) menjadi imam shalat Isya dan Tarawih di Masjid Al Ihsan, Lebanisuko, Wringinanom, Gresik.
Idris menerangkan, sebenarnya sekolahnya ingin mendatangkan langsung Syeikh Yahya, tapi karena jadwalnya yang padat, keinginan itu tak terkabulkan.
Di Indonesia Syeikh Yahya adalah salah satu duta Palestina yang digandeng Lazismu Jawa Timur dalam kegiatan bertajuk “Ramadhan 1440 Hijriyah Mencerahkan”. (Kiki Cahya Muslimah)
Discussion about this post