
PWMU.CO – Safari dakwah Lazismu Gresik bertajuk ‘Ramadhan 1440 Hijriah Mencerahkan’ telah usai dengan kepulangan Syeikh Yahya Mohammad Al-Shafei ke Palestina, Selasa, (28/5/19).
Kepala Kantor Lazismu Gresik Minal Abidin menjelaskan, dari kegiatan tersebut terkumpul donasi kemanusiaan untuk Palestina sebesar Rp 837.090.664 per 29 Mei 2019.
“Terima kasih pada semua donatur yang telah membantu,” ujarnya dalam acara perpisahan dengan Syaikh Yahya di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik.
Selain Syeikh Yahya, Lazismu Jatim juga menggandeng Syeikh Ahmad Salee Sulaiman Abu Anza untuk berdakwah ke daerah lain di Jatim. Dari dakwah dua syeikh itu terkumpul donasi sebesar Rp 1.637.100.764.
Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan rumah sakit Indonesia di Kota Hebron dan membantu pendidikan anak-anak di Gaza, Palestina.
Abdidin mengatakan, kesuksesan Lazismu Gresik menggalang 51,13 persen dari total perolehan dana di atas tidak terlepas dari bantuan berbagai fihak. Salah satunya Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kabupaten Gresik, yang selalu mendampingi Syeikh Yahya saat bersafari.
Ketua Bidang Kajian dan Tabligh PC IMM Kabupaten Gresik Faris Hamzah menjelaskan, pihaknya membantu secara teknis untuk menyiapkan peralatan dan mengambil infak,” ujarnya saat diwawancarai PWMU.CO di acara perpisahan, Selasa (27/05/19) malam.
“Awalnya malu, tapi lama-lama terbiasa. Apalagi melihat penderitaan saudara-saudara kita di Palestina, akhirnya kami makin percaya diri,” tambahnya.
Menurutnya, selama safari ini, rekan-rekan IMM juga menginap di markas, yaitu rumah yang didiami oleh Syeikh Yahya. “Kami menginap karena mendampingi Syeikh ketika menjadi imam Tarawih dan juga Subuh. Tim kami total 15 orang, yang jadwal mendamping Syaikh bergantian setiap harinya,” ungkap Faris.
Dia mengatakan, pihaknya senang bisa membantu safari ini. “Selain mendapatkan pengalaman kami bisa menikmati makanan yang lezat di setiap masjid yang dikunjungi,” ujarnya sambil tersenyum.
Meski senang, ternyata ada kesan sedihnya. ”Kami tidak bisa berkumpul dengan keluarga. Biasanya sepekan sekali pulang ke rumah. Namun karena acara ini, hampir 20 hari tidak bisa bertemu keluarga, terutama rekan-rekan kami yang rumahnya di Lamongan, bahkan Rembang, Jawa Tengah,” ungkap Faris.
Sementara itu pemilik rumah, Alfarisi Hudan Hakiki, senang rumahnya jadi markas Syeikh Yahya. “Saya senang rumah saya ditempati sebagai markas,” ujarnya.
Selama ini, alumnus Universitas Brawijaya Malang ini tinggal berdua dengan adiknya di rumah yang berada di kompleks Perumahan Pongangan Indah (PPI) Gresik. ”Alhamdulillah, rumah menjadi ramai dan menambah saudara ,” katanya.
Ketua PC IMM Gresik Aden Hubbil Khoiri mengapresiasi rekan-rekannya yang terlibta dalam kegiatan ini. ”Awalnya kami dihubungi pihak Lazismu untuk membantu program safari ini. Cocok dengan tagline periode ini: mengambil kesempatan yang ada, yaitu menebar kebaikan,” ujarnya sambil tersenyum.
Menurutnya, mahasiswa tidak terlepas dari proses pembelajaran. “Kami belajar berinteraksi langsung dengan Syeikh Yahya juga dengan jamaah. Kami belajar arti sebuah perjuangan,” ungkapnya.
Meski merasa tidak bisa membantu banyak, tapi IMM punya harapan besar semoga Palestina menjadi tanah yang merdeka. “Bukan hanya milik orang Palestina saja, tapi milik orang Islam se-dunia,” ucapnya.
Berikut adalah datar perolehan dana yang digalang Lazismu Gresik bersama Syeikh Yahya. (Liesna)
