PWMU.CO – Bulan Suci Ramadhan tidaklah berat, karena sebenarnya yang berat adalah menjaga kualitas ibadah setelah Ramadhan. Gagal tidaknya Ramadhan tergantung dengan apa yang dilakukan setelahnya.
Hal itu disampaikan oleh Ustadz Riza Muhammad saat menjadi pemateri pada Kuliah Subuh di Masjid Al-Jihad Kompleks Pusat Dakwah Muhammadiyah Situbondo, Ahad (2/6/19).
Menurut Riza kita perlu memperhatikan bagaimana membawa jiwa Ramadhan ke dalam 11 bulan selanjutnya. “Mampukah kita menjalankan shalat malam, puasa sunah dan tilawah Quran yang tidak pernah putus layaknya Ramadhan,” tanya pria yang biasa tampil di stasiun televisi swasta nasional ini.
Menurutnya, kesuksesan Ramadhan ditandai dengan keistiqamahan beribadah pada 11 bulan selanjutnya. “Tapi ternyata banyak orang yang gagal. Saat Ramadhan taat, tetapi setelah Ramadhan tetap bermaksiat kepada Allah SWT,” ujarnya dengan gaya yang bersemangat.
Riza mengajak jamaah untuk memperhatikan sekaligus berhati-hati saat hari pertama Idul Fitri. Biasanya malam menjelang Idul Fitri banyak orang yang tertidur dan tahajudnya lewat begitu saja.
“Emak-emaknya pada capek habis belanja di pasar dan dilanjutkan masak opor ayam untuk hidangan Lebaran,” ungkapnya disambut tawa hadirin.
Terkadang manusia zaman sekarang memang aneh. Sehari tidak baca Quran tidak merasa galau. “Tapi begitu WhatsApp, Instagram, Facebook shut down (mati) sehari saja, semuanya galau dan pada ribut,” ujarnya yang kembali disambut tawa hadirin.
Pria yang pernah tinggal di Situbondo ini juga mengajak jamaah untuk meneruskan tradisi puasa. Pertama jangan meninggalkan puasa enam hari di bulan Syawal. “Karena barang siapa berpuasa ramadhan kemudian enam hari di bulan Syawal maka seperti berpuasa setahun penuh,” tuturnya menyitir Hadits Nabi.
Selanjutnya, pria yang tinggal di Depok ini mengajak jamaah untuk selalu berpuasa Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh. “Kalau ingin maksimal, silakan satu hari puasa satu hari berbuka. Itulah puasa Nabi Daud,” pesannya. (Sugiran)