PWMU.CO – Ketua DPW Perindo Jawa Timur Muhammad Mirdasy mengungkapkan salah satu pekerjaan rumah Muhammadiyah-Aisyiyah dalam kerja politik kebangsaan adalah mengkapitalisas gerakan pengajian jamaah di tingkat ranting menjadi kekuatan gerakan politik.
Hal itu ia sampaikan dalam acara evaluasi kerja Tim Jihad Politik Aisyiyah (Jipol-A) di Gedung Muhammadiyah Jatim di Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Jumat (14/6/19).
Mirdas—sapaannya—mengatakan, sudah seharusnya pengajian Muhammadiyah-Aisyiyah di tingkatan ranting bisa menjadi simpul gerakan politik yang mampu mengikat suara umat.
Ia mencontohkan sosok Recep Tayyip Erdoğan. Karir dan kekuatan politiknya dibangun dari gerakan jamaah. Diawali dari menjadi takmir masjid sampai akhirnya bisa terpilih sebagai Persiden Turki.
“Itulah idealisasinya. Kalau kita masih yakin pengajian ranting itu bisa jadi kekuatan politik, maka kita harus membangun itu,” katanya.
Ia melanjutkan, pekerjaan rumah Muhammadiyah-Aisyiyah lainnya dalam kerja politik kebangsaan adalah bisa melakukan konsolidasi gerakan dalam bentuk pertemuan dengan melibatkan massa yang besar dan terbuka.
“Saat ini Muhammadiyah masih belum mempunyai instrumen yang bisa mempertemukan pimpinan Muhammadiyah-Aisyiyah dengan umat secara langsung. Kita masih bergantung pada individu dari tokoh, tapi bukan sistem. Itu sedikit catatan buat Jipol-A,” paparnya.
Namun demikian, Mirdas tetap memuji kinerja tim Jipol-A yang termasuk habat. Pasalnya, dengan waktu persiapan yang tidak terlalu panjang dan dengan sumber daya yang terbilang minim mampu menggerakkan jejaringnya dengan baik hingga tingkatan ranting. Bahkan, seluruh amal usaha di bawah naungan Aisyiyah telah dilibatkan.
“Sayangnya di detik terakhir kita tidak bisa mengontrol suara sehingga agenda Jipolmu secara target belum bisa terpenuhi. Calon DPD RI dengan nomor urut 41 Nadjib Hamid belum bisa terpilih menjadi senator,” ungkapnya. (Aan)