PWMU.CO – Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945, bukanlah akhir dari perjuangan fisik melawan penjajah. Perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan justru tidak kalah beratnya. Sebab, Belanda melalui Netherlands Indies Civil Adminitrastion (NICA) berusaha kembali menduduki Indonesia.
Kondisi ini mengharuskan anak bangsa ini kembali mengangkat senjata untuk menghadangnya hingga tetes darah terakhir. Tidak terhitung berapa anak bangsa ini yang gugur di medan perang. Alih-alih dikenang sebagai pahlawan, tidak sedikit dari mereka yang bahkan nama pun tidak dikenal.
Diantara sekian para syuhada’ yang gugur dalam medan perang itu adalah cucu pendiri Muhammadiyah (KH Ahmad Dahlan). Nama lengkap pemuda itu juga sama dengan sang kakek, yaitu Ahmad Dahlan. Sehingga silsilah lengkapnya adalah Ahmad Dahlan putra Siti Aisyah, putri dari KH Ahmad Dahlan.
Ahmad Dahlan gugur dalam pertempuran di Srondol, Semarang, pada 4 Juli 1946. Dia merupakan salah satu pasukan Hizbullah Yogjakarta yang pada waktu itu dikerahkan ke Srondol untuk membantu menahan serbuan NICA Belanda yang akan meluaskan wilayahnya ke selatan dari pendaratannya di Semarang.
Dalam pertempuran di Srondol itu, pihak NICA Belanda mengerahkan pasukan artelari dan dibantu oleh pesawat tempur udara.Pihak RI yang di dalamnya terdapat kompi Hizbullah Yogyakarta terpaksa harus mundur ke Banyumanik.
Selain terdesak, ternyata tidak sedikit pula pasukan Indonesia yang gugur dalam pertempuran itu. ”Dalam pertempuran Srondol ini anggota Hizbullah yang gugur 2 orang, yaitu Ahmad Dahlan bin Hilal (cucu KHA Dahlan) dan Hajid bin Jalil,” tulis sejarawan, almarhum Adaby Darban. Keduanya kemudian dimakamkan di pemakaman Syuhada Yogjakarta.
Sebagaimana yang diketahui, Hizbullah adalah kelaskaran yang dibentuk oleh Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dalam rapat bertanggal 14 September 1945. “…yang dihadiri oleh antara lain : KH.Hasyim’Asj’ari, KH. Faried Ma’ruf, Harsono Tjokroaminoto, Zainoel Arifin, KH.Wahid Hasjim, S.O. Soemaatmadja, KH.Masjkoer, KHM. Dachlan, Mohammad Ma’sum, dan Moehammad Roem…. diputuskan untuk membentuk Badan Perjuangan dengan nama Hizbullah, yang artinya tentara Allah swt,” tambah Adaby Darban.
Area pemakaman Syuhada sendiri, yang kini satu kompleks dengan Masjid Syuhada, telah ada sebelum masjid itu didirikan. Masjid Syuhada ini juga dibangun untuk dijadikan sebagai monumen sejarah untuk mengenang perjuangan serta jasa para syuhada` (pahlawan) yang telah gugur dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa ini dari penjajah asing.
Tak heran jika pembentukan panitia pembangunan Masjid Syuhada dilakukan pada tanggal 14 Oktober 1949, lebih 3 tahun setelah Ahmad Dahlan dimakamkan di situ. Peletakan batu pertama pembangunannya baru dilaksanakan pada 23 September 1950 oleh Sultan Hamengku Buwana IX, dan diresmikan pada 20 September 1952.
Ahmad Dahlan sang cucu lahir dari jalur pasangan KH Ahmad Dahlan-Siti Walidah. sebagaimana dicatat sejarah, pasangan ini menghasilkan 6 orang keturunan, yatu Siti Djohanah, Sieradj, Siti Busyro, Siti Aisyah, Jumhan, dan Siti Zuharoh. Dari putri yang keempat, Siti Aisyah, itulah Ahmad Dahlan dilahirkan.
Selanjutnya halaman 2