Inilah the Real Muhammadiyah tulisan opini Nurbani Yusuf, pengasuh Komunitas Padhang Makhsyar dan Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Gunungsari Kota Batu.
PWMU.CO-Bagi saya dan teman-teman aktivis yang kebanyakan tinggal di kampung, mengelola Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) adalah sebuah keterpaksaan ideologis. Lebih disebabkan karena ranting adalah struktural organisasi paling bawah. Tidak prestisius dan kerap diabaikan.
Meski pada kenyataannya ranting adalah ujung tombak yang berhadapan langsung dengan berbagai hasil pikiran, fatwa atau putusan organisasi tingkat atas.
Pak AR Fakhruddin pernah memberi penghiburan bahwa ranting adalah inilah the Real Muhammadiyah. Sebuah pernyataan syarat makna untuk mengilustrasikan bagaimana peran besar ranting bagi tegaknya Persyarikatan.
Bayangan segera meruak ketika seseorang ditetapkan sebagai pimpinan ranting. Mushala kecil di gang sempit, pengajian bulanan dari rumah ke rumah dengan belasan pengikut, antar undangan ke rumah rumah, mondar-mandir bawa kartu iuran, rapat kadang sebulan dan berebut tak mau jadi pengurus ketika musyran. Ini pandangan tipologis ranting.
Saya misalnya, telah menjadi Ketua Ranting Gunungsari Kota Batu selama empat periode berturut-turut. Ibarat karier saya mentok di bagian paling bawah. Tidak pernah bisa beranjak naik ke level atas. Mungkin karena saya tak punya potongan jadi bos atau penggede Muhammadiyah alias tak layak pilih pada level pimpinan papan atas.
Tapi Prof Din Syamsuddin telah mengubah paradigma itu. Usai jadi Ketua Umum PP Muhammadiyah tak lama kemudian dipilih menjadi Ketua Ranting Pondok Labu Jakarta.
Peristiwa itu membuat saya jadi kepikiran untuk mempertahankan jabatan sebagai ketua ranting periode ke lima mendatang. Saya seperti mendapat energi baru. Siapa bilang ranting tidak bisa bersaing dan berkompetisi.
Kajian-kajian Ranting Pondok Labu begitu menyentak. Mengubah paradigm. Ranting bukan lagi sekadar mushala dan kartu iuran bulanan yang diedarkan dari rumah-rumah. Tapi juga kontribusi pemikiran berskala internasional. Sebuah capaian luar biasa. Kehadiran Ranting Pondok Labu adalah ikhtiar baru yang menginspirasi dan menggerakkan. Ini kata kuncinya.
Ranting Protipe Masa Depan
Ranting adalah sebuah prototipe masa depan. Tempat asa ber-Muhammadiyah dibangun dan tegak. Tak ada salah bila ranting punya amal usaha berskala daerah, wilayah, atau nasional dalam perspektif yang luas dan futuristic. Saatnya memberi keleluasaan untuk berkompetesi dan membangun ruang kesepahaman dalam berserikat.
Di ranting saya punya dua masjid, satu mushala, bait amal, PAUD, toko kelontong, rumah terampil, dan satu lagi sedang dibangun komplek bangunan untuk pengajian lintas mazhab Komunitas Padhang Makhsyar. Saya pikir ini mencukupi sebagai modal awal yang baik untuk mempersiapkan ‘kerajaan’ Muhammadiyah di ranting.
Tak ada halangan sebuah ranting menjadi suar pemikiran dan perubahan berskala nasional yang luas. Bergantung siapa yang urus dan isi kepala yang pegang. (*)
Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post