PWMU.CO – Milad Ke-89 Nasyiah mengangkat tema Perempuan Bergerak Menguatkan Bangsa.
Ketua Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) Diyah Puspitarini MPd mengatakan, organisasi yang dipimpinnya beranggotakan para perempuan yang masih muda, enerjik, dan produktif.
Hal itu membuat kader Nasyiah—sebutan akrab Nasyiatul Aisyiyah—tidak tinggal diam dan mengutuk keadaan di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Menurutnya, perempuan-perempuan muda Nasyiah memiliki responsif yang tinggi terhadap permasalahan lingkungan dan kondisi sekitar. Hal itu seperti tercantum dalam Komitmen Kader Nasyiatul Aisyiyah.
“Kami menyatukan kekuatan dan semangat, dengan apa pun yang kami miliki untuk terjun memberikan solusi atas pandemi Covid-19 yang terjadi,” ungkapnya, Sabtu (16/5/20).
Bagi kader Nasyiah yang menjadi tenaga kesehatan, lanjutnya, mereka turun langsung mengambil bagian dalam penanganan pasien Covid-19.
Demikian juga bagi kader yang menjadi pendidik, kata dia, mereka juga tetap bersemangat menjadi pendidik daring dengan berbagai gaya dan kreativitas.
“Bagi kader yang menjadi pedagang dan pebisnis juga mengambil peran untuk membantu membukakan jaringan dan bantuan yang akan dibagikan oleh Nasyiah ke orang yang membutuhkan,” jelasnya.
Ia menambahkan, bagi kader yang menjadi ibu rumah tangga juga tidak kalah pentingnya. Mereka mencukupi dan tetap melakukan kontribusi ber-Nasyiah meski dari rumah ke rumah. “Dan masih banyak kader Nasyiah dengan berbagai pekerjaannya yang tetap berkarya,” imbuhnya.
Diyah juga mengapresiasi para kader Nasyiah di seluruh Indonesia yang tidak jarang di sisa kesibukan mereka, masih meluangkan waktu untuk menggerakkan roda organisasi.
Ia mengatakan, semua kader berperan, apa pun pekerjaan dan profesinya. Karena sejatinya ber-Nasyiah ibarat membangun rumah yang kokoh. “Ada yang menjadi batu bata, tapi tidak bisa jadi pasir. Demikian sebaliknya, ada yang jadi semen, tapi ada juga yang tidak bisa jadi genteng,” paparnya.
Pentingnya Gerakan Kader
Pada Milad Nasyiah, Dyah menjelaskan, rumah Nasyiah yang sudah berusia tak lagi muda ini tetap ada sampai sekarang karena roda organisasi yang selalu digerakkan. “Ya digerakkan oleh kader-kader yang tidak kenal lelah, bergerak tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi untuk persyarikatan dan bangsa tentunya,” ungkapnya.
Melihat kondisi saat ini, ia mengatakan bangsa telah rapuh namun tidak juga mau dibilang jatuh. Para pimpinan atau pejabat yang masih mengambil hak rakyat, kata dia, mereka tidak juga mau disebut bejat. “Ya begitu kira-kira keadaannya, walau tentunya kita semua harus tetap optimis dan yakin bahwa kondisi akan membaik,” ujarnya.
Untuk itu, kata dia, perlu ada penguatan yang dilakukan berupa gerakan dari para perempuan, baik secara pribadi atau pun bersama organisasi. “Pergerakan yang tujuannya hanya satu, untuk bangsa,” ujarnya.
Gerakan yang tulus dengan segala keterbatasan para perempuan tersebut, lanjutnya, justru dapat menjadi kekuatan yang sangat lebih, sekali lagi untuk bangsa.
“Terima kasih Nasyiatul Aisyiyah. Kawah pengabdian para perempuan muda, lintas zaman dan rezim. Namun tetap eksis dan semakin menyebar, menembus batas daerah dan negara,” tutupnya.
Selamat Milad ke-89 Nasyiah, 16 Mei 1931-16 Mei 2020. (*)
Penulis Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni