Lagu Rap Terserah! Terserah! adalah Renungan Ramadhan oleh Ali Murtadlo mengungkap kejengkelan warga atas keputusan pemerintah atas PSBB.
PWMU.CO– Ikuti nge-rap Terserah! Terserah! bersama rapper dan DJ Radio Mustang Willy Winarko. Walau menggunakan kata terserah yang seolah pasrah, tapi sesungguhnya ini adalah jeritan kejengkelan. Cermati liriknya.
Ada konser di Jakarta
Thamrin area kebal Corona
Eh kena denda 10 juta
Terserah terserah
Lo tuh kebal Corona?
Itu kepada masyarakat yang masih berperilaku seenaknya, sama sekali tidak khawatir wabah Corona. Yang ini dialamatkan ke pemerintah. Karena membuat keputusan yang membingungkan masyarakat. Simak lanjutan syair lagu rap ini.
Tiba-tiba PSBB dilonggarkan
Kendaraan mulai penuh di jalanan
Tiba-tiba BPJS dinaikkan
Terserah terserah
Katanya mudik dilarang,
Ngumpet di truk engga diperbolehkan
Tapi di bandara kok banyak orang
Terserah terserah….
Kita bagian yang dijeritkan. Semoga tidak termasuk sebagian yang menjengkelkan, tapi yang patuh. Yang disiplin maskeran, yang disiplin jaga jarak, yang selalu cuci tangan pakai sabun, yang setelah pergi langsung mandi, yang masih menghindari sentuhan, termasuk salaman. Ke mana pun pergi siap hand sanitizer. Mau duduk di kursi umum, semprot dulu, ambil kembalian uang, semprot dulu: uangnya dan tangannya.
Konsisten Ikuti Protokol Kesehatan
Itulah new normal. Kenormalan baru. Mau tidak mau, suka tidak suka: kita hidup di zaman Corona, itulah protokolnya. Bagi kita yang beragama, kita ambil hikmahnya: kita mengamalkannya sebagai bagian dari aamanu wa’amilus sholihat karena hifzun nafs (maqosid syariah melindungi jiwa). Insya Allah punya nilai ibadahnya, ada rewardnya, pahalanya, tabungan surganya.
Jangan sampai sindiran The Rap Up itu beralamat kepada kita. Lainnya: terserah.
Terserah terserah
Lo mau apa
Terserah terserah
Negara mau apa
Lagu rap Terserah! Terserah! ini syairnya juga menyoroti konser amal penggalangan dana yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), MPR, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Ahad malam (17/5). Konser ini dikecam banyak kalangan karena melanggar PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Foto-foto konser menunjukkan penonton hadir
bergerombol padahal di tengah wabah Corona.Ini
ironi pemerintah menyuruh
rakyat jaga jarak, mengizinkan konser dengan penonton di arena.
Kecaman lain, BPIP yang menggelar konser untuk menggalang dana menunjukkan pemerintah berperilaku seperti yayasan yang mengumpulkan dana bantuan. (*)
Editor Sugeng Purwanto