PWMU.CO – Universitas Muhammadiyah Papua Dicanangkan, 90 Persen Mahasiswanya Nonmuslim. Universitas Muhammadiyah Papua (UMP) ini merupakan peningkatan status dari Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Muhammadiyah Jayapura.
Sebagai penanda pendirian universitas baru itu, dicanangkan pembangunan kampus terpadu di Kecamatan Koya Barat, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.
“Setelah pencanangan ini, langsung bergerak, langsung berusaha, tidak menyerah. Faidza faraqta fanshob, wa illa Rabbika farghab,” kata Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy yang melakukan peresmian pencanangan di Jayapura, Kamis (26/11/2020).
Ayat suci al-Quran Surah al-Insyirah 7-8 yang dipetik Muhadjir itu memberi motivasi agar pembangunan kampus terpadu itu cepat selesai. Maknanya, setelah menyelesaikan satu tugas kita harus bekerja keras menyelesaikan tugas yang lain. Dan hanya kepada Allah kita berserah diri.
Muhadjir menegaskan pintu terbuka lebar bagi warga Papua untuk memanfaatkan amal usaha Muhammadiyah, baik rumah sakit maupun pendidikan. Ia menegaskan komitmen inklusivitas Muhammadiyah dalam memajukan bangsa tanpa membeda-bedakan. “Inilah yang diajarkan Kiai Ahmad Dahlan,” kata menteri yang juga Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.
Jadi Kebanggaan Papua
Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano menyatakan kebanggannya atas launching UMP yang disebutnya bersejarah. “Ini bukanlah hal yang biasa dan ini bukanlah hal yang mudah,” kata wali kota dua periode yang alumnus SMP Muhammadiyah Yappis Abepura itu.
Pencanangan itu dihadiri para pimpinan Pimpnan Wlayah Muhammadiyah (PWM) Papua dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jayapura, serta jajaran Aisyiyah. Para mahasiswa berjaket almamater biru muda berjajar menyambut rombongan di jalan masuk lahan seluas 11 hektare itu.
“Kebanyakan mahasiswa kami, 90 persen, adalah warga asli Papua beragama Kristiani,’’ kata Ketua PWM Papua Dr Ir Mulyadi Djaya MSi. Ini merupakan tradisi inklusivitas Muhammadiyah dalam pelayanan kepada kemanusiaan tanpa memandang keyakinan agama. Dan disebutnya, sudah banyak alumni yang berhasil mengisi SDM di jajaran pemerintahan maupun legislatif di Papua
Pencanangan ditandai dengan pemukulan tifa, penandatanganan prasasti, dan penanaman matoa, tanaman buah khas Papua. “Matoa ini buah lezat kegemaran saya,” kata Muhadjir. Ini merupakan simbol Muhammadiyah peduli dengan kelestarian lingkungan Papua.
Alih status Stikom Jayapura menjadi UMP ini dikeluarkan Kemendikbud pada 6 Oktober 2020. Menurut Wakil Ketua I Stikom Dr Indah Sulistiani SE MIKom, sebagaimana dikutip jubi.co.id, saat ini kampusnya mempunyai 29 dosen dan 34 dosen luar biasa dan sekitar 1.200 mahasiswa. Setiap tahun sekitar 300 mahasiswa mendaftar. Namun di masa pandemi ini turun menjadi sekitar 250.
Program studi yang ditawarkan meliputi Ilmu Komputer, Kewirausahaan, Ilmu Lingkungan, Hukum, Psikologi, Ilmu Komunikasi, dan Kehumasan (D3).
Rice Alicia Ongge, karyawan Stikom Jayapura, menyatakan kebanggaannya dengan kampusnya yang terus berkembang. “Saya gabung lima tahun lalu kampusnya masih banyak tumbuh rumput. Sekarang makin besar,” kata perempuan asli Papua yang mengenakan busana Aisyiyah itu. (*)
Penulis Rohman Budijanto. Editor Mohammad Nurfatoni.