Resep Sehat Nabi Muhammad, Analisis Ilmiah Ahli Prof Maksum Radji M Biomed Apt
PWMU.CO – Perilaku Nabi Muhammad tidak hanya patut dicontoh dari aspek ibadah, tetapi juga dalam kebiasaan beliau sehari-hari, terutama dalam memelihara kesehatan.
Dalam berbagai riwayat diketahui, fisik Rasulullah SAW sangat prima. Beliau hanya dua kali sakit semasa hidupnya. Hal ini perilaku Nabi yang rajin menjaga kebersihan dan kesehatan, baik jasmani maupun rohani.
Seperti apakah kebiasaan hidup Rasulullah dalam memelihara kesehatan yang prima, berikut ini hasil wawancara daring dengan Prof Dr Maksum Radji M Biomed Apt, guru besar farmasi, yang juga Pembina Pondok Babussalam Socah Bangkalan pada Senin, (18/10/2021).
Prof Maksum menyampaikan Rasulullah SAW jarang sakit karena mampu mencegah hal-hal yang berpotensi mendatangkan penyakit. Intinya Rasulullah sangat menekankan aspek pencegahan daripada terapi.
“Rasulullah amat peduli terhadap kebersihan dan kesehatan. Betapa banyak tuntunan Rasulullah agar kita senantiasa memperhatikan tentang kebersihan dan kesehatan, baik yang terdapat dalam ayat-ayat al-Quran maupun di dalam hadits,” jelasnya.
Prof Maksum menjelaskan pola hidup sehat yang dijalani Rasulullah sehingga jarang sakit, antara lain adalah:
Mengkonsumsi Makanan Halal Secukupnya
Resep pertama, makanan-makanan halal secukupnya Umat Islam dianjurkan untuk tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum, serta wajib mengkonsumsi makanan halal. Hal ini sesuai dengan Firman Allah Ta’ala yang melarang umat-Nya untuk mengkonsumsi yang haram.
Allah SWT berfirman dalam Surat an-Nahl, ayat 114 yang artinya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
Menurut Prof maksum, Nabi Muhammad, selain makan secukupnya juga menikmati makanan dengan makan secara perlahan-lahan. Hasil analisis tinjauan ilmiah dari 23 penelitian yang dipublikasi dalam International Journal of Obesity, Ohkuma, dkk (2015), melaporkan orang-orang yang makan dengan cepat diperkirakan dua kali lebih mungkin mengalami obesitas, dibanding orang-orang yang makan dengan lambat.
“Oleh sebab itu sejatinya kita sebagai umat Islam, juga mengikuti cara Nabi menyantap makanan secara perlahan dan menikmati setiap suapannya”, ungkap Maksum.
Rajin Berpuasa
Resep kedua, rajah berpuasa. Di balik manfaat ibadah puasa yang tersimpan berbagai manfaat, Nabi Muhammad SAW tidak hanya melakukan puasa wajib pada bulan Ramadhan, namun juga secara rutin beliau melaksanakan puasa Senin dan Kamis dan setiap tanggal 13-15 di bulan Islam.
Allah Ta’ala berfirman dalam al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Dalam bidang kesehatan, kata Prof maksum, banyak sekali berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui manfaat berpuasa.
Sebagaimana dilansir dalam healthline.com: Fasting Benefits terdapat delapan manfaat berpuas. Yaitu dapat membantu mengontrol gula darah dengan mengurangi resistansi insulin; meningkatkan daya tahan tubuh dengan mencegah peradangan; memelihara kesehatan jantung, meningkatkan kinerja otak dan mencegah gangguan neurodegenerative.
Selanjutnya: menjaga berat badan dan melancarkan metabolisme; meningkatkan sekresi hormon pertumbuhan yang bertanggung jawab atas pertumbuhan, metabolisme, dan kekuatan otot, serta penurunan berat badan; mencegah penuaan dini dan memperpanjang umur; dan membantu mencegah timbulnya sel-sel kanker.
Menegakkan Shalat
Kiat ketiga cara Nabi menjaga kesehatan Nabi yang harus kita lakukan adalah mengikuti anjuran untuk melaksanakan kewajiban bagi umat Muslim yaitu shalat fardhu dan shalat sunnah.
Prof Maksum menerangkan, menurut Majed Chamsi-Pasha, dari Department of Medicine, GNP Hospital, Jeddah, Saudi Arabia, sebagaimana dilansir dari jurnal ilmiah Health Benefits of Salat, yang terbit pada bulan Januari 2021, dilaporkan shalat adalah aktivitas spiritual dan fisik, di mana hampir semua otot tubuh manusia menjadi lebih aktif dari apapun jenis latihan tanpa kelelahan otot.
Shalat menginduksi ketenangan pada tubuh dan jiwa. Interaksi antara pusat sistem saraf dan sistem saraf otonom selama ibadah shalat meningkatkan relaksasi dan meminimalkan kecemasan bagi individu yang rutin melaksanakan shalat.
Shalat melibatkan baik sistem kognitif maupun motorik. Melakukan shalat yang khusuk memberikan efek yang bagus pada kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Ketenangan yang didapatkan selama melaksanakan ibadah shalat dapat membantu pencegahan penyakit kronis. Aktivitas fisik yang terlibat dalam pelaksanaan shalat membantu dalam proses rehabilitasi pada lansia dan penyakit degeneratif.
Mengatur Pola Tidur
Keempat, kiat pola hidup sehat yang diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW, adalah mengatur pola tidur. Biasanya, Nabi tidak begadang dan lebih memilih tidur sekitar jam sembilan malam atau selepas shalat Isya’,
“Kemudian beliau bangun di sepertiga malam terakhir,” kata Maksum.
Sabar dan Tidak Mudah Marah
Kelima, Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang sabar dan tidak mudah marah. Menurut Prof Maksum kiat Rasulullah yang satu ini merupakan kiat sehat yang sering kita lupakan. Bahkan mempertanyakan apa hubungan antara sabar dan sehat.
“Tidak mudah marah dapat memberikan efek yang bagus bagi kesehatan tubuh seseorang. Nabi Muhammad SAW pernah menasihati salah seorang sahabatnya sebanyak tiga kali, yaitu “jangan marah”.
Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, disebutkan: Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, ‘Berilah wasiat kepadaku. Sabda Nabi SAW: ‘Janganlah engkau mudah marah.’ Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau, ‘Janganlah engkau mudah marah.’
“Hadits ini menunjukkan bahwa pada hakikatnya kekuatan manusia terletak pada kebersihan jiwa,” kata Maksum.
Dia menambahkan bahwa dalam beberapa penelitian yang mempelajari tentang dampak emosi dan kemarahan ini, sebagaimana dilansir dari laman https://www.everydayhealth.com, disebutkan kemarahan dapat meningkatkan risiko stroke.
“Jika seseorang mudah marah berhati-hatilah. Pada salah satu studi ditemukan orang yang pemarah berisiko tiga kali lebih tinggi mengalami hipertensi, stroke, atau pendarahan di dalam otak selama dua jam setelah ledakan kemarahannya,” terang dia.
Dia menjelaskan, u ntuk orang dengan aneurisma di salah satu pembuluh darah otak, ada risiko enam kali lebih tinggi untuk pecahnya aneurisma ini setelah ledakan kemarahannya.
Di samping itu kemarahan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, kecemasan dan depresi. Dengan demikian, orang yang sabar dan shalat merupakan perilaku Rasulullah yang perlu kita ikuti agar kita selalu sehat dan bahagia.
“Nah, itulah lima pola hidup sehat Rasulullah SAW yang bisa kita teladani. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya bagi kita semua agar kita hidup sehat dan bahagia,” ujartnya.
Resep Sehat Nabi Muhammad, Analisis Ilmiah Ahli: Penulis Isrotul Sukma Editor Mohammad Nurfatoni