PWMU.CO– PRM Wage Sidoarjo menggelar pelatihan jurnalistik bertempat di Aula SD Muhammadiyah 3 Ikrom, Ahad (9/1/2022).
Pelatihan jurnalistik diikuti 40 peserta utusan dari pimpinan majelis, Pemuda Muhammadiyah, Pimpinan Ranting Aisyiyah, PRM Kalijaten, PCM Sepanjang, anggota Badan Kordinasi Masjid Muhammadiyah Sidoarjo, Korp Muballigh Muhammadiyah Sidoarjo, Baitul Tamwil Muhammadiyah, klinik, guru SD Muhammadiyah 3 Ikrom, TK ABA 25, dan warga umum.
Hadir sebagai narasumber Ketua Lembaga Indormasi dan Komunikasi PWM Jatim Sugeng Purwanto yang juga editor PWMU.CO. Dia menyampaikan teknik mudah menulis berita disertai praktik.
Acara dibuka oleh Wakil Ketua PRM Wage Ustadz Arief Cahyono. Dalam sambutannya dia berharap pelatihan memberikan keterampilan peserta untuk menulis dan memberitakan kegiatan PRM ke media online PWMU.CO.
”Kegiatan yang ditulis dan diberitakan itu menjadi sejarah bagi generasi yang akan datang. Tulisan itu juga bisa memberitahukan ke masyarakat profil PRM Wage yang mendapat penghargaan sebagai PRM terbaik di Indonesia,” kata Ustadz Arief Cahyono yang guru ini.
Dia menjelaskan PRM Wage yang punya jargon Ranting Serasa Pesantren ini punya banyak kegiatan pengajian yang harus dipublikasikan untuk ikut mendukung dakwah digital.
Salah satu peserta dari warga umum Zulfikar menceritakan, saat membaca pengumuman ada pelatihan jurnalistik di PRM Wage lewat WA langsung mendaftar. ”Saya bukan kader Muhammadiyah, ikut acara ini karena ingin belajar menulis,” ujarnya.
Ternyata apa yang diinginkan terpenuhi di pelatihan ini. Sebab narasumber setelah memberikan materi teknik menulis dengan contoh-contoh yang mudah lantas meminta peserta praktik menulis. ”Trainernya keren habis,” kata Zulfikar yang tinggal dekat Masjid Ikrom.
Dalam paparannya Sugeng Purwanto menyampaikan teknik menulis berita semudah bercerita. Dia menjelaskan, berita merupakan pengamatan atas sebuah peristiwa. ”Setelah mendapat data dari pengamatan perlu dikonfirmasi dengan wawancara narasumber supaya berita menjadi valid,” jelasnya.
Data dan hasil wawancara itu, sambung dia, lantas ditulis menjadi berita dengan memenuhi unsur 5W 1H. Yaitu what, who, where, when, why dan how. ”Berita diperdalam dengan menjawab why dan how,” tandasnya.
Usai menjelaskan paparan dan contoh menulis berita model narasi dan deskripsi, Sugeng Purwanto langsung meminta peserta praktik menulis lead berita dan profil dalam waktu lima menit. Peserta pun dengan antusias segera menuliskan tugas itu.
Hasil tulisan peserta dibaca dan diberi saran perbaikan misalnya tentang kesalahan ejaan, kata baku, kalimat panjang yang bertele-tele. ”Belajar menulis yang baik bisa dengan cara membandingkan hasil editan editor dengan tulisan aslinya. Pelajari koreksiannya dan jangan ulangi kesalahan menulis,” pesannya. (*)
Penulis Muhajir Muhammad, Ahmad Fauzi Editor Sugeng Purwanto