Sulap Toleransi Umat Beragama Mengakhiri Matsama Mimdaka; Liputan Roudhotul Jannah, kontributor PWMU.CO gresik.
PWMU.CO – Aksi Sulap Toleransi Umat Beragama Indonesia (TUBI) mewarnai Masa Taaruf Siswa Madrasah (Matsama) MI Muhammadiyah 2 Karangrejo (Mimdaka) Manyar, Gresik, Jumat (22/7/2022).
Kegiatan Matsama di Mimdaka pada hari terakhir atau kelima itu diisi oleh guest teacher(guru tamu) Mujahidul Authon SPdI dari SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik.
Pagi itu, seperti hari biasa setelah melakukan shalat Dhuha dan pembiasan pagi, siswa berkumpul di dalam Masjid al-Kautsar, Karangrejo.
Pandangan siswa Mimdaka tertuju kepada seseorang yang telah berdiri di depan mereka. Ada Ustadz Authon, panggilan akrabnya. Dia akan menampilkan sulap atau permainan dengan tema Toleransi Umat Beragama Indonesia.
Dengan mengenakan pakaian nuansa merah putih siswa Mimdaka dengan seksama mengikuti sulap TUBI yang dibawakan oleh pria kelahiran Gresik ini.
Uji Konsentrasi
Sebelum kegiatan dimulai, Ustadz Authon, sapaan pesulap, mengajak siswa untuk melakukan game atau permainan. “Permainan ini adalah uji konsentrasi, ujarnya.
Dalam permainan itu dia mengajak salah satu siswa kelas VI, Nabila Luckyta Putri, untuk membaca berbagai macam contoh nama makanan yang sudah dikelompokkan.
Setelah itu Nabila harus menulis kembali nama-nama makanan pada papan tulis yang sudah disediakan.
“Coba kamu tulis, setelah itu coba perhatikan, apakah nama makanan yang kamu tulis sama dengan yang saya sebutkan,” instruksinya.
Dan ternyata, apa yang ditulis Nabila sama dengan yang disebutkan guru bahasa Arab ini.
Tampak Nabila sedikit deg-degan, tetapi dia senang dapat mengikuti game dengan pemateri pagi ini. “Saya senang, tetapi saya juga takut,” ujar siswa berusia 12 tahun ini.
Selain mengajak anak-anak bermain, Ustadz Authon juga menyampaikan materi tentang toleransi umat beragama di Indonesia.
“Anak-anak harus selalu berbuat baik. Misalnya dengan menebarkan manfaat dengan cara berkemauan kuat, peduli terhadap sesama,” ujarnya.
Menurutnya, anak-anak juga harus menjadikan gaya hidup menolong teman, berinfak, serta berbuat baik untuk diri sendiri.
“Dengan berbuat baik kita dapat terhindar dari hal-hal negatif,” ujarnya
Dia berharap dari kegiatan ini anak-anak bisa lebih memunculkan jiwa sosial kepada diri sendiri dan sesama. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni