PWMU.CO – Kedaulatan dan keadilan merupakan persoalan fundamental dan sangat penting bagi perjalanan bangsa. Para pendiri bangsa telah menempatkan dua hal itu sebagai dasar berbangsa dan bernegara.
“Republik ini tegak jika ada kedaulatan dan keadilan sosial,” kata Haedar Nashir dalam sambutan pada pembukaan Tanwir Muhammadiyah yang dilaksanakan di Islamic Center, Ambon, Maluku, Jumat (24/2) pagi.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengajak pemerintah dan seluruh institusi negara lainnya, kekuatan-kekuatan politik, dan seluruh komponen bangsa untuk mewujudkan kedaulatan Indonesia.
(Berita terkait: Ketika Ada yang Bisiki agar Tidak Hadiri Tanwir karena sudah Hadiri Muktamar Muhammadiyah, Begini Jawaban Jokowi)
“Di negeri ini semestinya tidak boleh ada kebijakan yang bertentangan dengan prinsip kedaulatan negara. Negara ini tidak boleh memberi ruang bagi kekuatan asing maupun domestik yang menguasai kekayaan dan perikehidupan nasional,” kata Haedar. Dia menambahkan, negara juga harus berdaulat secara hukum, agar tidak seorang pun di Republik ini berbuat sekehendaknya, tanpa supremasi hukum yang benar dan adil.
“Jangan biarkan di negeri ini ada tangan-tangan perkasa mendikte, menyandera, dan menguasai Indonesia, yang menyebabkan hilangnya kedaulatan bangsa dan negara,” kata Haedar.
Karena itu Haedar memercayai dan memberi apresiasi yang tinggi atas kebijakan Pemerintahan Jokowi-JK dalam Nawacita poin satu yang bertekad menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
(Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Klinik Apung Said Tuhuleley dan Pusat Perhatian, Klinik Apung Said Tuhuleley Jadi Tempat Favorit Berfoto)
“Muhammadiyah sungguh menyambut baik dan mendukung political-will Presiden Joko Widodo dengan menetapkan kebijakan New Economic Policy untuk tegaknya Ekonomi Berkeadilan Sosial.”
Kebijakan strategis tersebut, menurut Haedar, jika diwujudkan secara nyata akan menjadi paradigma dan terobosan baru di era pemerintahan saat ini, yang tentu akan dikenang rakyat sebagai kado istimewa Indonesia.
“Kita percaya pemerintah dapat menjalankan kebijakan-kebijakan pro kedaulatan dan pro keadilan-sosial secara konsisten,” kata dia. Menurut Haedar, banyak komponen bangsa akan mendukung.
(Baca juga: Di Tanwir, Gubernur Maluku Ingin Muktamar Muhammadiyah Mendatang Diadakan di Kota Ambon dan Gaya Dai Cilik Wildan Sentil Gubernur Maluku di Tanwir Ambon)
“Muhammadiyah dengan etos ‘sedikit bicara banyak bekerja’ akan menjadi mitra terdepan yang akan berkiprah secara proaktif. Kami menunggu kebijakan-kebijakan imperatif pemerintah yang benar-benar prorakyat, prokedaulatan, dan prokeadilan sosial sebagaimana cita-cita luhur kemerdekaan,” ujarnya.
Haedar berharap, para peserta Tanwir dan seluruh anggota Muhammadiyah di seluruh persada tanah air dapat mencontoh perjuangan Djuanda, Sudirman, dan para tokoh bangsa lainnya yang dengan jiwa Muhammadiyah berkemajuan mau berkhidmat sepenuh hati untuk kejayaan Indonesia.
“Demi kedaualatan dan spritit hubbul wathan (cinta tanah air), Sudirman bergerilya. Sebab, tidak boleh ada tanah di Republik ini dikuasi pihak asing oleh siapa pun. Pertaruhannya adalah nyawa,” kata Haedar. (kholid)