PWMU.CO – Ibu adalah pemegang peran penting di bidang apapun termasuk di bidang ekonomi. Oleh karena itu kepedulian dan keterlibatan ibu-ibu Aisyiyah dalam urusan ekonomi perlu disyukuri dan terus didorong. Demikian Iman Supriono, Wakil Ketua Majlis Ekonomi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, saat menjadi pembicara dalam seminar ekonomi yang diselenggarakan Panitia Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-11, Aisyiyah Kabupaten Lamongan, Sabtu (26/3) di Aula STIKES Muhammadiyah Lamongan.
(Baca juga: 36 Calon Siap Ramaikan Musyda Aiysiyah Lamongan)
Dalam seminar bertema Peran Perempuan dalam Pemberdayaan Ekonomi untuk Menghadapi MEA, Iman mengajak 250 peserta yang memadati aula untuk ikut memikirkan kondisi ekonomi umat Islam yang saat ini masih kalah jauh dengan non-Muslim. Tapi Iman mengintakan agar umat Islam tidak apriori tetapi justru harus mau belajar pada mereka. “Kita akan bisa maju kalau mau belajar, semua harus kembali kepada ilmunya. Dalam hal (ekonomi) ini kita juga bisa belajar dari non-Muslim, bahkan pada Yahudi,” ungkap Iman yang juga Direktur SNF Consulting.
Iman juga memberi resep sederhana bagaimana bisa menguatkan ekonomi umat Islam. “Untuk menjadi kaya ilmunya sederhana: investasi. Dari pendapatan yang kita terima harus dialokasikan dengan rumus 10:10:80, yaitu 10 persen zakat, 10 persen untuk investasi, dan 80 persen untuk belanja. Cukup tidak cukup ya itu,” katanya memberi resep.
Menyinggung peran Aisyiyah, Iman mengatakan bahwa banyak yang bisa digali untuk membangun usaha. “Potensinya sangat besar, misalnya modal yang bisa diperoleh dari jamaah dan pengusaha Aisyiyah yang tersebar dan bergerak di berbagi bidang,” lanjutnya.
Sementara itu Sekretaris PWA Jatim Nelly Asnifati yang menjadi pembicara kedua mengajak pada para aktivis Aisyiyah untuk menindaklanjuti apa yang disampaikan Iman Supriyono. “Mari secara konkrit kita memulai wakaf tunai untuk investasi produktif dari celengan setiap selesai sholat fardlu,” ajaknya
“Potensi besar kita sudah ada. Infak dan shodaqoh sudah biasa bagi Aisyiyah. Koperasi kita banyak yang bisa diperkuat dari modal itu. Kalau mau ambil franchise juga bisa dari situ. Di sisi lain kita juga harus memaksa diri untuk investasi guna menambah pendapatan kita,” paparnya. (NEL/DIYANA)