Berbagi Pengalaman Umrah Backpacker dari Hongaria; Liputan Nurul Musdholifah Kontributor PWMU.CO dari Hongaria.
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Hongaria menggelar kegiatan “Sharing Umrah Backpaker dari Hongaria”, Sabtu (25/3/2023).
Ketua PCIM Hongaria 2023-2025 Achmad Hidayatullah menjelaskan dalam bulan Ramadhan ini ada sejumlah kegiatan yang diagendakan. Yakni Kajian Kesadaran Investasi bagi Kaum Muda, Kajian Kesehatan dalam Bulan Ramadhan, Ramadhan for Kids, Buka Bersama di KBRI, dan Sharing Umrah Backpaker dari Hongaria.
Kegiatan sharing umrah backpacker yang diikuti 67 peserta ini menghadirkan dua narasumber. Yaitu Afriza Umami PhD student at University of Szeged yang sekaligus Bendahara PCIM Hongaria 2023-2025 dan Arie Arizandi Kurnianto PhD student at University of Pécs Hongaria. Juga menghadirkan testimoni dari Ahmad Yudistira, student Sakarya University Turki.
Afriza yang dosen Stikes Muhammadiyah Bojonegoro itu menyampaikan pengalamannya ketika berangkat umrah backpacker dari Hongaria ke Mekkah dan Madinah bersama sang suami Sujarwo dan sahabatnya Suherman pada tanggal 21-30 Januari 2023.
“Umrah backpacker itu adalah umrah yang dilakukan sendiri tanpa jasa agen travel. Semua hal diurus sendiri mulai dari pengurusan visa, tiket pesawat, akomodasi dan hal-hal apa saja yang diperlukan di sana,” katanya.
Menurutnya hanya visa yang minta bantuan agen travel. “PCIM Hongaria nanti bisa membantu membuatkan visa teman-teman PCIM Hongaria, teman-teman PPI, dan teman-teman Hongaria, maupun teman-teman Eropa Tengah dan Eropa Timur,” ujarnya.
“Harganya jadi lebih murah kalau kita bisa urus visa sendiri. Maksudnya tanpa akomodasi dan tiket. Karena tiket di sini harganya sangat murah sekitar 20.000 Forint atau senilai Rp 1 juta. Itu harga normal dari Budapest menuju Jeddah, tapi kalau Budapest Madinah agak mahal karena harus transit. Jadi yang murah itu dari Budapest Jeddah terus Mekkah,” ungkapnya.
Tapi, lanjutnya, teman-teman juga harus tahu pengambilan miqatnya karena dalam mengerjakan umrah backpacker ini tidak ada muthawif. Di sini tidak didampingi pembimbing. Jadi kita harus tahu rukun dan syaratnya serta tata cara umrah dari awal sampai akhir dengan mempelajari sendiri. Jadi kita harus tahu kalau terbang dari Eropa pengambilan miqatnya,” ternag dia.
Lima Tips
Dalam sharing tersebut Afriza juga menjelaskan hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan serta tips dalam menjalankan umrah secara backpacker, yaitu:
1. Visa
Dalam pembuatan visa ini PCIM Hongaria siap membantu untuk pengurusan visa. Pengurusan visa bisa cepat sekali hanya scan pasport kemudian satu jam sudah jadi.
2. Tiket Pesawat dan Waktu Keberangkatan
Waktu keberangkatan juga harus diperhatikan untuk menghindari high season. “Kemarin saya dan Mas Ari berangkat bulan Januari karena waktu itu tiketnya dari Hongaria ke Jeddah lebih murah. Dan di Eropa lagi musim dingin sedangkan di Arab Saudi waktu itu suhunya sejuk tidak panas,” jelas dia.
3. Penginapan atau Hotel
“Teman-teman mau menginap di hotel bintang lima, empat, bahkan satu tergantung disesuaikan dengan budget-nya masing masing. Cari penginapan yang menyediakan sutle bus, sehingga kita mudah ke mana-mana,” katanya.
4. Rute Perjalanan
“Teman-teman yang dari Budapest mau umrah itu sudah bisa memakai kain ihramnya dari Budapest Airport dan mengambil penerbangan Wizz Air Arab Saudi dan masyarakat sudah tahu kalau penerbangan itu khusus umat Islam yang mau melakukan ibadah umrah ke Arab Saudi,” papar Afriza.
“Kemudian list tempat-tempat yang mau dikunjungi. Mulai dari awal keberangkatan sampai pulang. Jadi seperti beribadah di Masjid al-Haram kita bisa mengunjungi rumah Nabi Muhammad SAW dan para Sahabat.Ke Jabal Nur dan ke Madinah dengan sutle bus yang free dan ketika bereksploring kita bisa menggunakan map (peta).
Afriza juga menandaskan, ketika menentukan untuk umrah backpacker, jangan lupa meluruskan niat untuk beribadah. “Ingat, inti dari perjalanan umrah adalah ibadahnya. Bukan untuk gaya-gayaan. Umrah itu panggilan kita ke Baitullah. Kita berdoa, kita berkunjung. Karena itu, buatlah budget yang sederhana. Namun bisa membawamu ke Tanah Suci dan kembali lagi dengan selamat.”
Pada kesempatan itu Ahmad Yudistira dari PPI Turki menyampaikan testimoninya. “Bahwa yang memberangkatkan kita untuk umrah itu bukanlah mal (harta) atau uang kita. Tapi amal kita. Niat kita yang kuat untuk berangkat ke Baitullah,” ujarnya.
Umrah bersama Keluarga dari Hongaria
Berbeda lagi dengan narasumber yang kedua yaitu Mas Arie, sapaan Arie Arizandi Kurnianto. Dia menceritakan pengalamannya berangkat umrah bersama keluarga dan anak-anak dari Hongaria melalui agen travel. Bersama istri dan dua anak yang berumur tiga tahun dan enam tahun.
“Jadi pada bulan Januari kemarin saya bersama keluarga berangkat umrah melalui travel dan mengambil paket perjalanan selama sembilan hari dari Budapest, Riyadh Madinah, lalu ke Jeddah, dan kembali ke Budapest,” ungkapnya.
“Memang betul dalam pencarian travel dan visa harus yang kredibel dan alhamdulillah sekarang PCIM Hongaria sekarang bisa memfasilitasi itu serta memberikan link-link yang bisa kita hubungi,” tambahnya.
Dari agen travel itu, sambungnya, saya dapat tasreh atau surat izin dari otoritas setempat. Tasreh itu berfungsi untuk memasuki beberapa tempat di Arab Saudi. Salah satunya di Raudhatul Jannah di Masjdi Nabawi,Madinah.
“Kalau dulu ingin masuk ke Raudhah kita harus berebutan seperti kita mau mencium Hajar Aswad di Mekkah tapi sekarang sudah ditertibkan. Di mana kita bisa masuk ke Raudhah jika kita memiliki tasreh,” ungkapnya.
Menu tasreh, menurutnya, bisa didapatkan secara mandiri online melalui aplikasi Nusuk tetapi juga bisa diuruskan dari pihak travel. “Fungsi tasreh itu sendiri untuk menunjukkan ada waktu-waktu untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut. Selain tasreh kita juga dapat siskopatuh yang merupakan pengganti paspor atau ID kita selama di Saudi.
Arie menambahkan, ketika melakukan umrah bersama anak-anak dari Hongaria memiliki tantangan dan pertimbangan tersendiri.
Dia juga memberikan tips bagaimana melakukan umrah bersama anak-anak. Pertama, pastikan mempersiapkan anak-anak secara mental dan fisik agar dapat menghadapi perjalanan dengan baik.
“Ajak mereka terlibat dalam proses persiapan dan berikan penjelasan yang cukup tentang apa yang akan dilakukan selama umrah,” katanya.
Kedua, kata dia, pilihlah waktu yang tepat ketika melakukan umrah. Hindari waktu-waktu yang terlalu ramai atau terlalu panas. Berikan juga penghargaan dan hadiah kepada anak-anak setelah berhasil menyelesaikan umrah sebagai motivasi buat mereka.
“Pengalaman pribadi dalam melakukan ibadah umrah dari Hongaria sangat berharga. Saya merasa sangat terharu dan bersyukur dapat melaksanakan ibadah ini bersama keluarga. Selain itu saya juga banyak belajar tentang kesabaran, ketekunan dan kebersamaan selama perjalanan ini,” ungkapnya.
“Saya merenungkan kembali pengalaman ini dan merasa perjalanan ini telah memberikan banyak hikmah dan pelajaran bagi saya dan keluarga. Kami percaya bahwa Allah tidak memanggil orang yang mampu, akan tetapi memampukan orang yang terpanggil, Insya Allah nanti akan ada banyak jalan untuk berangkat kesana,” katanya. (*)