PWMU.CO – Mengenal kehidupan kaum marginal, siswa kelas X-1 SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo Jawa Timur menggelar bakti sosial di panti asuhan daerah Sidoarjo Jumat-Ahad, (24-26/5/2024).
Menurut Suwidiyanti MPd guru pengajar Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) kegiatan yang mengusung tema Bineka Tunggal Ika ini bertujuan untuk mengenalkan siswa di kehidupan kaum marginal serta mempererat rasa persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman.
Ia menambahkan kegiatan ini juga sebagai bagian dari upaya penguatan P5. “Kegiatan ini merupakan aksi nyata dari Poyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila,” ucapnya.
Berdasarkan penjelasan guru Matematika itu, ia berharap siswa tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki rasa empati dan kepedulian sosial.
“Kami ingin peserta didik tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki empati dan kepedulian sosial yang tinggi. Melalui kegiatan bakti sosial ini, kami berharap mereka dapat lebih memahami dan merasakan langsung kehidupan saudara-saudara kita yang kurang beruntung,” ujarnya.
Kegiatan bakti sosial ini melibatkan 28 siswa kelas X-1 yang terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok satu dipimpin oleh Mochammad Rafel Saputra. Bakti sosial dilangsungkan di Yayasan Al-Kahfi Desa Kemiri Kecamata Sidoarjo dengan konsep kegiatan Fun Game.
“Topik ini kami pilih dengan tujuan berbagi kegembiraan dengan cara belajar bersama dan bermain serta berinteraksi dengan membuat game yang menyenangkan,” ucap Rafel.
Ia menjelaskan bahwa konsep ini cocok untuk adik-adik di Yayasan Al-Kahfi mengingat latar belakang masih mengenyam pendidikan di tingkat dasar.
Mewarnai Bersama
Bilqis Athaya Marizza bertindak sebagai ketua di kelompok dua. Kelompok ini berkegiatan di Panti Ssuhan Muzdalifah Waru Sidoarjo. Berbeda dengan kelompok sebelumnya, Bilqis dan kawan-kawannya mengajak anak-anak panti untuk mewarnai bersama.
Selain itu mereka juga mendapatkan hadiah goody bag yang berisi perlatan sekolah, kudapan, dan sembako. “Melalui bakti sosial ini, saya bisa merasakan kebahagiaan sederhana dari anak-anak panti asuhan. Saya jadi lebih memahami makna persatuan dalam Bineka Tunggal Ika,” Ungkap Bilqis.
Sedangkan kelompok tiga Farah Az-Zahra Asmara terpilih sebagai ketua. Kelompok ini mengusung kegiatan literasi dan menanamkan kemandirian dengan memasak bersama. Ia berkegiatan di panti asuhan yang mirip dengan nama ketua kelompok, yaitu Baitul Farah yang terletak di Perumahan Pondok Mutiara blok CG/33 Banjarbendo Sidoarjo.
Farah berujar, “Dari hasil observasi kami, kebutuhan anak-anak di Panti Asuhan Baitul Farah Sidoarjo. Belum terbentuk budaya literasi, sebab minimnya buku bacaan. Terkadang waktu luang anak-anak bermain HP.”
Hal itu menggerakkan kelompok tiga untuk berusaha bagaimana menumbuhkan cinta membaca dan sikap mandiri bagi anak-anak.
“Kelompok kami mengumpulkan buku-buku, komik yang dibutuhkan di panti lalu kami mengajari memasak Pancake untuk melatih kemandirian mereka,” imbuh Farah
Ia mengaku haru setelah mengikuti kegiatan ini. “Ini pengalaman yang sangat berharga dan saya merasa terharu. Saya jadi lebih memahami betapa pentingnya saling berbagi dan peduli terhadap sesama,” ungkapnya.(*)
Penulis Naimul Hajar Editor Muhammad Nurfatoni