PWMU.CO – Pembekalan Karu dan Karom gelombang 2 Kloter 81 dilaksanakan di Hall lantai 3 Gedung Shofa Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Ahad (2/6/2024).
Dalam mengawal calon jamaah haji gelombang 2 Kloter 81 diikuti Ketua Regun (Karu) dan Ketua Rombongan (Karom).
Dalam mengikuti acara ini, saya tentu memiliki tugas dan amanah tambahan. Itu saya rasakan ketika mengikuti pembekalan dan pemantapan Karu. Saya ikut menemani Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik Thoha Maksum yang ikut hadir dalam pemantapan. Thoha pun diamanahi menjadi Ketua Rombongan 9 kloter 81 yang memimpin ketua regu.
PPIH Embarkasi Surabaya Supriadi MM membuka acara pembekalan dengan meminta peserta untuk Talbiah serta membaca Ummul Quran dan kemudian menyerahkan kepada kepala bidang perbekalan H Eddy Susilo SKom MM untuk menyampaikan beberapa hal penting.
Kepala bidang Perbekalan PPIH Embarkasi Surabaya H Eddy Susilo SKom MM sebagai menyampaikan rasa terima kasihnya.
“Saya berterima kasih kepada semua hadirin yang ikhlas bertugas menjadi ketua kloter, ketua rombongan maupun ketua regu. Iini tugas mulia untuk melayani jamaah haji di Makkah,” ujarnya.
Eddy sapaan akrabnya menyampaikan gelombang dua wajib memakai baju ihram mulai dari embarkasi, karena pengambilan miqat di Yalamlam saat posisi pesawat masih satu jam menuju Jeddah.
Seluruh jamaah ketua rombongan dan regu mengecek anggotanya dan membawa tas yang dibolehkan. Hanya tas yang diberikan dari meskapai, selain itu tidak dibolehkan kecuali meletakkannya di dalam koper.
“Kami ingatkan untuk membawa paspor dan Karu Karom dilarang untuk mengumpulkan passport ketika di pesawat, karena semua paspor adalah tanggung jawab masing-masing jamaah, tidak boleh dititipkan meskipun suami istri,” tuturnya.
Alasan pentingnya dibawa sendiri, Eddy menjelaskan karena paspor adalah identitas pribadi, jangan sampai terbawa, tertinggal karena urusannya akan makin sulit.
“Pernah kejadian passport tertinggal di bus, maka yang bersangkutan tidak bisa naik pesawat, padahal waktu sudah mepet, maka tidak jadi berangkat dan harus menunggu waiting list keberangkatan berikutnya dan itu sulit,” terangnya.
Terakhir acara ditutup dengan sosialisasi aplikasi Kawal Haji dari Google Play, yang belum bisa diunduh bagi yang gawainya IPhone. Dalam aplikasi tersebut, Karu dan Karom dapat menyampaikan apapun bentuk kejadian.
“Mulai dari kehilangan, tersesat, konsumsi, akomodasi, fasilitas dan bahkan transportasi,” jelasnya. (*)
Penulis Zaki Abdul Wahid. Editor Ichwan Arif.