PWMU.CO – Seorang jurnalis, editor, dan aktivis Eco Bhineka serta Green Faith, Hening Parlan hadir sebagai narasumber konferensi pers, Sabtu (13/7/2024).
Kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) angkatan kesepuluh di Universitas Muhammadiyah Bandung mendatangkan perempuan yang selalu berpikir positif dan sedari kecil sudah tertarik dengan lingkungan hidup.
Perempuan yang sedang mengejar gelar doktor di Universitas Muhammadiyah Jakarta itu menjelaskan kerusakan lingkungan hidup di dunia harus dicegah agar tidak berjalan lebih parah.
Tinggal di Jakarta sebagai anggota LSM, Eco Bhineka Muhammadiyah, Green Faith, Seribu Cahaya, Peduli Kemanusiaan dan Lingkungan. Selain itu, Ia juga aktif di Climate Justice dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC)
Pemanasan global meningkatkan suhu di permukaan bumi, memicu terjadinya kekeringan, dan memicu terjadinya kebakaran hutan. Fenomena ini akan menimbulkan dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan, bahkan kematian.
Hal itu dapat dirasakan saat musim haji di tanah suci yang mencapai suhu 40 derajat.
Risiko bencana di Indonesia masih belum menjadi perhatian khalayak umum.
Hening Parlan menyampaikan kerusakan lingkungan itu sebetulnya bisa dicegah jika manusia sebagai mahluk tuhan bisa menjalankan perannya dengan berbaik hati terhadap lingkungan.
Tidak hanya sebagai mahluk hablumminan naas (hubungan manusia dengan manusia) atau hablum Minnaaallah (hubungan manusia dengan Allah) saja.
Namun, praktik keagamaan itu harusnya juga diterapkan dengan peduli terhadap lingkungan.
“Benahi kerusakan bumi dari hulunya. Jangan hanya membenahi yang nampak saja di hulunya,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan Sidoarjo sebagai kota yang terkenal sebagai lumpur lapindo selayaknya mendapatkan perhatian khusus.
Berawal dari eksploitasi berlebih terhadap bumi, ini sebetulnya sudah diteriakkan untuk segera mengatasi masalah. Masyarakat dan pemerintah memperbaiki lingkungan agar lumpur tidak semakin lebar. Bukan malah mengeksploitasinya.
Masyarakat Sidoarjo berkurban lahan, mata pencaharian dan sumber daya manusianya. Kini, masyarakat Sidoarjo sudah mulai bangkit menjadi mandiri.
Saat ini perekonomian mulai membaik sudah selayaknya itu dilaksanakan daripada menunggu uluran tangan pemerintah agar ekonomi pulih.
Ibu dua anak itu berharap bisa berkunjung ke Sidoarjo secepatnya.
Penulis Dian Rahayu Agustina Editor Zahra Putri Pratiwig