Johan Andi Luhung (Foto: PWMU.CO)
Johan Andi Luhung – Kasi Perpustakaan Smamda Sidoarjo
PWMU.CO – Perpustakaan sekolah seringkali dipandang sebagai ruang tambahan yang tidak terlalu penting dalam proses belajar mengajar. Padahal, jika dipahami secara ‘kaffah’atau menyeluruh, perpustakaan sekolah memiliki urgensi yang tak tergantikan dalam dunia pendidikan. Fungsi perpustakaan sekolah jauh melampaui sekadar tempat penyimpanan buku; ia adalah jantung dari pengembangan literasi, pusat sumber daya belajar, dan landasan pembentukan karakter peserta didik.
Keith Curry Lance telah melakukan banyak penelitian tentang dampak perpustakaan sekolah terhadap prestasi akademik siswa. Penelitiannya menunjukkan bahwa keberadaan perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik, dengan koleksi yang memadai dan pustakawan profesional, berkorelasi positif dengan pencapaian akademik yang lebih tinggi.
Menurut Lance, perpustakaan sekolah bukan hanya tempat penyimpanan buku, tetapi juga merupakan pusat pembelajaran yang aktif, di mana siswa dapat mengembangkan keterampilan literasi dan informasi. Peran dan fungsi perpustakaan sekolah dijelaskan sebagai berikut :
Pertama, perpustakaan sekolah adalah pusat pengembangan literasi. Dalam era digital, kemampuan literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup literasi informasi, digital, dan media. Perpustakaan menyediakan berbagai sumber daya yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan keterampilan ini. Buku, jurnal, artikel, hingga akses internet di perpustakaan memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi berbagai topik dan memperluas wawasan mereka.
Kedua, perpustakaan sekolah berperan sebagai pusat sumber daya belajar. Di sinilah peserta didik dapat mencari referensi tambahan untuk mendukung pelajaran di kelas. Perpustakaan yang dikelola dengan baik akan memiliki koleksi yang sesuai dengan kurikulum, namun juga menyediakan bahan bacaan tambahan yang dapat menstimulasi minat dan rasa ingin tahu siswa. Selain itu, perpustakaan dapat menyediakan berbagai jenis media, seperti video pendidikan atau perangkat lunak edukatif, yang dapat memperkaya pengalaman belajar peserta didik.
Ketiga, perpustakaan memiliki peran penting dalam pembentukan karakter. Dengan mengakses berbagai bacaan, peserta didik diajak untuk mengenal berbagai nilai, moral, dan budaya yang berbeda. Hal ini penting dalam membentuk karakter siswa yang terbuka, toleran, dan berpikiran kritis. Perpustakaan juga mendidik siswa untuk menghargai informasi, memahami pentingnya sumber yang kredibel, dan membangun sikap kritis terhadap apa yang mereka baca atau lihat.
Untuk memaksimalkan potensi perpustakaan sekolah, partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk guru, siswa, dan tenaga perpustakaan, sangat diperlukan. Guru perlu mendorong siswa untuk memanfaatkan perpustakaan, sementara tenaga perpustakaan harus memastikan bahwa koleksi dan layanan yang disediakan relevan dan menarik bagi siswa.
Dengan memahami secara ‘kaffah’ urgensi perpustakaan sekolah, kita dapat menyadari bahwa perpustakaan bukanlah fasilitas tambahan, melainkan elemen integral dalam sistem pendidikan yang dapat membentuk masa depan generasi penerus. Perpustakaan sekolah adalah investasi jangka panjang dalam pengembangan intelektual dan karakter siswa yang harus dihargai dan dikembangkan terus menerus.
Editor Teguh Imami