PWMU.CO – Jam dinding masjid Darul Arqam Pasuruan menunjukkan pukul 05.30. Ratusan jamaah pengajian Ahad pagi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pasuruan mulai memadati masjid. Senyum cerah menghiasi wajah jama’ah. Tepat pukul 06.00 dr. Tjatur Prijambodo MKes mengucap salam tanda pengajian telah dimulai. Tjatur yang merupakan anggota Majelis PKU PWM Jatim menyampaikan salah satu ayat yang diulang-ulang di Surat Ar Rahman, yakni fabi ayyi ‘ala irobbikuma tukadzdziban. Sambil menekankan pentingnya selalu mensyukuri nikmat Allah.
Dalam kesempatan itu Tjatur mengatakan saat akan melakukan hubungan suami istri, anak sholeh/sholihah yang didambakan sudah harus mulai ditata. Untuk itu saat akan melakukan hubungan, suami istri harus lebih dulu berdoa. Supaya jika terjadi kehamilan, maka calon bayi itu sudah dijaga oleh Allah. Hal itu menurut Tjatur merupakan input untuk terbentuknya anak sholeh/sholihah. “Laksanakan sebuah Manajemen, karena anak sholeh/sholihah ditentukan oleh input dan juga proses yang baik, ” kata Bapak 4 anak ini.
Tjatur menambahkan hal itu seperti yang disampaikan Ali bin Abi Thalib, proses perkembangan anak dibagi menjadi 3 tahap, 0-7 tahun, 7-14 tahun dan 14-21 tahun. Masing-masing fase ini kata Tjatur berbeda penangannya. Tahap 0-7 tahun, anak lebih ke arah bermain. Tugas orang tua menyiapkan permainan yang islami dan edukatif. Untuk 7-14 tahun, sudah mulai diterapkan punish dan reward kepada anak, sementara orang tua harus memberi contoh yang baik. ”Sedangkan saat 14-21 tahun, orang tua harus mampu menjadi teman baik,”jelasnya.
Di akhir sesi, Tjatur yang juga Ketua BP2N (Badan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba) PWM Jatim, menekankan pentingnya membentuk karakter anak dengan memasukkan ke sekolah Muhammadiyah. Karena sekolah Muhammadiyah memadukan keselarasan antara Ilmu Pengetahuan (Iptek) muapun Iman dan Taqwa (Imtaq). (aan)