
PWMU.CO – Pusat Bahasa Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya)menerima kunjungan dari siswa-siswi SMPM 2 Taman dalam kegiatan bertajuk “Mind Empowering: Students’ Future Research.” Kunjungan ini merupakan bagian dari program study tour yang diinisiasi oleh SMPM 2 Taman dengan tema bahasa dan budaya, Ahad (24/02/2025).
Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama antara Pusat Bahasa UM Surabaya, Kantor Urusan Internasional dan Kerja Sama (KUIK), serta Program Studi Bahasa Inggris, dengan dukungan penuh dari Duta Bahasa UM Surabaya yang turut andil dalam mensukseskan acara tersebut. Melalui interaksi langsung dengan foreigner dari berbagai negara dan pendekatan lintas budaya, peserta mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas dalam meningkatkan keterampilan listening dan speaking.
Kunjungan ke UM Surabaya: Belajar Bahasa dan Budaya
Kepala Pusat Bahasa Waode Hamsia menyampaikan sambutan penuh semangat kepada para siswa yang hadir. Beliau menekankan bahwa kunjungan ke Universitas Muhammadiyah Surabaya bukan hanya sekadar kesempatan untuk memperoleh ilmu dalam bidang bahasa, tetapi juga pengalaman berharga dalam memahami berbagai budaya.
Dalam sambutannya, Waode juga mengutip kata-kata dari Napoleon, “Whatever Your Mind Can Conceive and Believe, It Can Achieve. Artinya, Apa yang adik-adik pikirkan, apa yang adik-adik bayangkan, saya yakin semua bisa diwujudkan,” tuturnya.
Beliau berharap melalui kegiatan ini, para siswa semakin termotivasi untuk terus belajar, berpikir besar, dan berani mewujudkan impian mereka di masa depan. Selanjutnya para peserta mengikuti Trial Test TOEIC sebagai bentuk pengukuran kemampuan mereka dalam memahami bahasa Inggris. Suasana penuh konsentrasi terlihat saat para siswa mengerjakan soal demi soal listening dan reading comprehension.
Setelah sesi trial test selesai, acara dilanjutkan dengan materi Cross-Cultural Understanding (CCU) yang disampaikan oleh Idda Astia. Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan tentang pentingnya memahami perbedaan budaya sebagai bagian dari kehidupan di era globalisasi. Pemahaman lintas budaya bukan hanya membantu dalam komunikasi yang lebih efektif, tetapi juga membangun hubungan sosial yang lebih baik, dan juga menumbuhkan sikap saling menghormati.
Lebih dari itu, pemahaman budaya juga mendukung seseorang untuk menjadi warga dunia yang lebih terbuka terhadap keberagaman. Mrs. Idda Astia mengajak peserta untuk lebih terbuka terhadap budaya lain dan menjadikannya sebagai bekal dalam kehidupan akademik maupun masa depan mereka.
Sesi Talkshow dengan Foreigner
Dalam sesi Talk Show, lima foreigner dari berbagai negara—Thailand, Pakistan, Tajikistan, Sudan, dan Yaman—berbagi pengalaman menarik tentang budaya di negara mereka masing-masing. Mereka menjelaskan bagaimana nilai-nilai budaya membentuk kehidupan sosial, kebiasaan sehari-hari, hingga cara mereka beradaptasi di lingkungan baru.
Setelah sesi talkshow, seluruh peserta diajak untuk berkeliling tenant budaya yang telah disiapkan oleh para foreigner dari berbagai negara. Sebagai penutup, acara ditutup dengan sesi closing, penyerahan vandal sebagai kenang-kenangan, serta sesi foto bersama sebagai bentuk dokumentasi dari kegiatan yang berkesan ini. (*)
Penulis Faiz Maharani Editor Amanat Solikah