PWMU.CO– Bagi sebagian orang menjadi mahasiswa Magister (S-2) adalah sebuah prestige tersendiri. Ia tidak boleh melakukan hal yang “remeh”, apalagi tidak berkaitan dengan dunia keilmuan. Namun, kesan itu sirna jika kita melihat kesibukan “malam” dua sosok mahasiswa magister ini.
Mereka adalah Akbar dan Muhammad Edi Sucipto. Akbar adalah mahasiswa Magister Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), sementara Edi merupakan mahasiswa Magister Pendidikan Islam UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Selain menjalani aktivitas sebagai seorang mahasiswa S-2, keduanya juga nyambi sebagai “penjaga” Kafe Gazebo Literasi di malam hari.
Pemilik nama lengkap Akbar ini bercerita bahwa mempunyai kafe yang dikelola sendiri adalah harapannya sejak lama. “Senang sekali bisa mengelola Gazebo Literasi ini. Saya pernah berangan-angan punya kafe yang juga enak digunakan untuk berdiskusi. Eh, sekarang keturutan,” tuturnya sambil tertawa.
Setelah menyelesaikan tugas sebagai seorang trainer di Lembaga Pengembangan Mahasiswa UMM. Sementara sore hingga malam hari beralih aktivitas menjadi peracik kopi di Kafe Gazebo Literasi yang dikelolanya. Berbagai racikan kopi khas Nusantara menjadi keahlian yang dimiliki Akbar.
“Di sini ada berbagai jenis kopi yang kita sediakan. Ada Kopi Gresik, Kopi Dampit, Kopi Hijau Tulungagung, Kopi Jahe Situbondo, Kopi Semendo Palembang, dan Kopi Gayo Aceh. Cita rasanya jelas berbeda, tinggal pilih sesuai kesukaan,” jelasnya sambil melayani peserta Kelas Literasi Film (12/03/2018).
Perlu diketahui, di Kafe Gazebo Literasi ini sajian kopi dari berbagai daerah menjadi salah satu kekhasan yang dimiliki. Hal itu diharapkan menjadi daya tarik bagi pengunjung, terutama penikmat kopi. Tentunya, setiap racikan kopi dapat dinikmati dengan harga yang sangat terjangkau.
Berbeda dengan Akbar, Edi memiliki “keahlian” khusus dalam pelayanan kafe. Pria yang juga staf di Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) UMM ini menjadi satu-satunya pengelola kafe yang memahami racikan STMJ (Susu Telur Madu Jahe). Ia bercerita, “Saya belajar membuat STMJ ketika mahasiswa S-1 dulu bekerja di kafe. Ternyata sekarang ilmunya bermanfaat untuk Gazebo Literasi,” tuturnya bersemangat.
Tak pelak banyak teman-teman yang ingin mengetahui rahasia pembuatan STMJ racikannya. Alasannya, selain rasanya nikmat, STMJ juga cocok untuk menghangatkan badan ketika malam hari. Namun, Edi menanggapinya dengan santai, “kalau ingin bisa membuat STMJ, lihat saja bagaimana ketika saya membuat,” jelasnya sambil tersenyum.
Cerita Akbar dan Edi bisa menjadi salah satu inspirasi bagi setiap orang, terutama mahasiswa. Menjadi seorang mehasiswa tidak harus selalu berkreasi di dalam kampus. Disamping kesibukan bekerja dan menyelesaikan studi S-2, mereka berdua juga mampu berkreasi dengan racikan Kopi Nusantara dan STMJ. Melalui Kafe Gazebo Literasi, yang sejatinya mereka mengabdi, keduanya menunjukkan hal tersebut. (Ats)
Discussion about this post