PWMU.CO-Pacitan merupakan daerah rawan bencana, baik tsunami, banjir dan longsor.
Memahami kondisi itu saat milad ke-50, MIM Sooko, Punung, Pacitan mendeklarasikan kesiapsiagaan bencana dalam program SMTB (Sekolah Madrasah Tangguh Bencana).
Proses menuju SMTB ini, terbagi dalam berbagai kegiatan. “Rangkaian acaranya sudah kami lakukan mulai April kemarin,” kata Nur Rodli, kepala MIM Sooko ditemui di sela acara jalan sehat Kemenag, Rabu (9/5/2018).
Pria asli Demak ini menyampaikan, acara milad meliputi kegiatan Mabit siswa yang diisi dengan materi kebencanaan dan sosialisasi SMTB pada wali murid serta warga.
“Tujuannya agar siswa memiliki pemahaman tentang kebencanaan, sehingga mereka mampu menghadapi dan menangani kebencaanan yang sewaktu waktu bisa terjadi di wilayahnya,” tegas Nur Rodhi yang juga anggota Panwascam Punung ini.
Sosialisasi SMTB, sambungnya, juga diberikan kepada masyarakat melalui acara jalan sehat.
Lebih dari 500 alumni dan warga sekitar MIM yang mengikuti jalan sehat ini.
Walimurid dan warga menyambut baik program ini. “Kami akhirnya tahu, kesiapsiagaan menghadapi bencana sangat dibutuhkan, termasuk kemampuan menanganinya,” kata Irfani, salah satu wali murid yang mengikuti jalan sehat.
Selain ada sosialusasi, juga ada hadiah seekor kambing dan doorprice sebanyak 159 bungkus saat jalan sehat.
Bencana banjir dan tanah longsor dahsyat yang terjadi di Pacitan (28-29/11/17) meninggalkan kesan traumatis bagi anak-anak dan warga. Karena itu kondisi mental menghadapi bencana harus disiapkan. (Isa Ansori)