PWMU.CO-Siswa SMP Muhammadiyah 5 (Spemma) Pucang Surabaya menjuarai Lomba Robot Nasional (Baronas) yang diadakan oleh ITS, Rabu (16/5/2018).
Tim robotik terdiri Muhammad Ubaidillah, Rajendra Maulana, dan Gerrad Verrel Rafierly. Siswa-siswa ini masih duduk di bangku kelas 7. Pada lomba tersebut mereka dapat menyabet juara pertama pada lomba robot nasional kategori sumo open.
Lomba ini diikuti mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan mahasiswa. Bersyukur, dengan persaingan ketat ini tim ini bisa meraih juara. “Alhamdulillah kita bisa memenangkan lomba robot di tingkat nasional. Tentunya kemenangan itu tidak diraih dengan mudah tapi harus terus berusaha dan berdoa agar bisa meraih hasil yang maksimal,” kata Gerrad.
Dia mengatakan, kemenangan itu berkat dukungan orang tua dan guru-guru yang selalu memberikan semangat dan doa kepada kita selama lomba ini berlangsung.
Kepala SMP Muhammadiyah 5 Pucang Muslikhan mengatakan, sungguh kemenangan anak-anak ini menjadi prestasi yang luar biasa karena masih SMP sudah bisa membanggakan sekolah. ”Mereka bisa memenangkan lomba robot di tingkat nasional. Semoga dengan prestasi yang sudah mereka dapatkan bisa memotivasi untuk karya karya mereka selanjutnya, Aamiin,” katanya.
Menurut Rita Kartika, ibu Gerrad, anak-anak yang menang lomba ini ternyata mereka sudah sering mengukir prestasi semenjak mereka masih kelas 3 SD. Kemudian mereka melanjutkan hobinya sampai di tinggkat SMP.
”Gerrad dari kecil sudah hobi bermain robot namun anak saya mulai menggeluti dunia robot semenjak kelas 3 SD Muhammadiyah 4 Pucang. Kemudian dilanjutkan lagi di SMP Muhammadiyah 5. Alhamdulillah dari dia SD sudah banyak prestasi yang diraihnya, mungkin itu juga dikarenakan dia sudah hobi. Kalau bagi saya yang terpenting anak punya banyak pengalaman dan bisa menambah rasa percaya diri,” ujar Rita Kartika.
Rencananya juga mengikuti lomba-lomba berikutnya seperti lomba Muhammadiyah Education, WIRC di Batu, dan IISRO di Kuala Lumpur. ”Memang untuk meraih prestasi itu tidaklah mudah, sebab harus dengan usaha dan doa, terutama doa kedua orang tua dan guru,” sambungnya. (Miftakul Khoir)