PWMU.CO – Apa kabar ibu ibu?Alhamdulillah luar biasa hiiiaaa hiiiaaa Allahu Akbar yes…yes…yes.
Itulah yel yel yang diucapkan oleh ketua Pimpinan Cabang Istimewah ‘Aisyiyah (PCIA) Malaysia Nita Nasyitah istri dari Prof Sonny Zulhuda ketua Pimpinan Cabang Istimewah Muhammadiyah (PCIM) Malaysia pada acara Halal bi halal bersama Warga Sumuran, Kamis (28/06/2018).
Yel yel yang selalu diucapkan oleh Pimpinan Ranting Istimewa Aisyiyah (PRIA) se Malaysia ini kembali dikumandangkan untuk menyapa anggotanya, Nita mengucapkan banyak terima kasih kepada Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) Malaysia dan PRIA Gresik Lamongan, Wotan, Payaman, Solokuro, Godog, Bulubrangsi dan Sumuran yang selalu setia menemani safari dakwahnya mulai dari awal di Wotan hingga yang terakhir di Ranting Sumuran.
Acara yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Istimewah Muhammadiyah (PRIM) Ampang bekerjasama dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sumuran ini dihadiri oleh anggota PCM Paciran, Kepala Desa Sumuran, juga hadir dari desa sekitar Wotan, Payaman, Solokuro, Bulubrangsi, Godog yang dari awal sudah berkomitmen untuk saling mensukseskan safari dakwah ini, dan ratusan warga Muhammadiyah Sumuran.
Dalam safari dakwahnya yang terakhir, wanita yang masih keturunan Kediri Jawa Timur ini menjelaskan bahwa PCIA Malaysia berdiri pada tahun 2009, dan pada periode yang ketiga. “Saya yang diamanati jadi ketua dan dilantik langsung oleh PP ‘Aisyiyah ibu Siti Nurjanah dan ini adalah tahun terakhir periode saya dan pak Sonny,” jelasnya.
“Kami di PCIA tidak dituntut oleh PP untuk memiliki Amal Usaha begitu juga yang PCIM, Namun Alhamdulillah PCIA sekarang mempunyai dua Taman Pendidikan Al Qur’ an (TPA) dan satu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), salah satu gurunya adalah saya, Karena kami bertujuan untuk merangkul semua Aisyiyah di sana dan kami ingin di seluruh Malaysia berdiri PRIM dan PRIA,” tambah Nita.
Lebih lanjut Nita menjelaskan di PCIA punya program yang pertama adalah dakwah kajian bulanan untuk yang cabang, dan yang ranting juga sama sebulan sekali.
“Yang kedua adalah kajian taman, untuk kajian taman ini bergabung dengan bapak-bapak Muhammadiyah, dari taman satu minggu depan pindah ke taman yang lain, selain anak anak bisa bermain kami para orang tua juga bisa ngaji belajar bersama, jadi unik kayak piknik keluarga gitu sambil bawa rantang yang berisi makanan setelah pengajian selesai semua makanan itu kita kumpulkan jadi satu dan kita makan bersama,”
Program yang ketiga adalah pesantren Ramadhan yang diberi nama “Mesra” (Media Santri Ramadhan).
“Alhamdulillah Ramadhan kemarin itu adalah Ramadhan yang ke-9 program ini sudah berjalan adapun pesertanya selain dari dari warga Aisyiyah juga dari warga Malaysia juga dari warga Muslimat,” tambah Nita.
Yang keempat adalah kegiatan gabungan antara Aisyiyah dan Muslimat yaitu khitanan massal dan Ahamdulillah sudah berjalan selama tiga tahun, pesertanya tahun kemarin 60 mulai dari usia 3 tahun sampai 35 tahun.
Usia 35 tahun itu terang Nita muallaf dari india, karena untuk peserta kami buka untuk umum selain anak Indonesia, Malaysia bahkan pernah ada dari pengungsi Rohingnya.
Kelima adalah pelatihan kewirausahaan, pengelolaan keuangan dalam keluarga. Dan yang sedang tren saat ini adalah pelatihan akupuntur dan bekam.
Program keenam adalah penggalangan dana untuk saudara-saudara yang terkena musibah, tiga kali terjadi kebakaran rumah tenaga kerja asal Indonesia, Aisyiyah dan MDMC Muhammadiyah ikut membantu.
Pada kesempatan itu Nita juga menerangkan bahwa saat ini sedang diusahakan penerbitan buku yang berisi pengalaman, suka suka, dan semua kegiatan berMuhammadiyah dan berAisyiyah di perantauan.(Raden syahid)