PWMU.CO – Idul Adha 1439 H/2018 M dengan ritual penyembelihan hewan qurban telah berakhir. Namun, ada beberapa catatan penting. Salah satunya adalah tentang besarnya potensi ekonomi dari penyediaan hewan qurban. Contoh paling mudah bisa dilihat dari Desa Payaman, Solokuro, Lamongan.
Setelah dikalkulasi, potensi ekonomi dari pemotongan hewan qurban di desa itu tembus 2 Milyar lebih. “Dari laporan yang ada, tercatat 522 ekor kambing dan 39 ekor sapi yang disembelih saat Idul Adha,” terang Sekretaris Desa Fadlan SH kepada PWMU.CO di Paciran, Lamongan, (25/8)
Fadlan menyampaikan hewan kurban itu disembelih tersebar di tujuh dusun
dan beberapa lembaga pendidikan, mushola maupun di rumah-rumah warga. Menurut aktivis Pemuda Muhammadiyah itu, angka 2 miliar itu setelah dihitung rata-rata harga sapi dan kambing.
“Untuk sapi, rata-rata seharga 17,5 juta hingga 25 juta lebih. Kalau dibuat rata-rata 19 juta perekor, maka nilai sapi itu mencapai 714 juta,” papar Fadlan. “Sementara itu harga kambing yang rata-rata 2 juta hingga 3 juta, jika diambil rata-rata harga 2,3 juta, maka total harga kambing 1.200.600.000.”.
Menurut Fadlan, nilai 2 miliar itu tergolong fantastis untuk ukuran desa. “Itu juga belum termasuk yang disembelih di rumah-rumah karena tidak terdaftar,” jelas Fadlan.
Sekretaris desa yang masih betah menjomblo itu menuturkan, angka 2 miliar itu hanya sebagian, bukan keseluruhan. “2 miliar itu baru berkutat pada penyembelihan hewan kurban. Belum lagi dari faktor pendukung lainnya, seperti penjualan bumbu masak, peralatan penyembelihan, dan segala perlengkapannya baik sewa tenda (tarup) sound sistem, maupun dampak keekonomian lainnya dari perayaan idul qurban tahun ini.”
“Penjualan jajanan pentol, es dan lainnya juga turut serta merasakan hikmahnya ” tutur Fadlan.
Menurutnya, dari peristiwa penyembelihan hewan qurban itu ada potensi gerakan ekonomi yang luar biasa. “Angka 2 miliar ini cukup fantastis. Inilah potensi ekonomi yang seharusnya mampu ditangkap, diperankan dan dipenuhi oleh warga desa sendiri, yang tentunya akan sangat menguntungkan dan mampu menopang serta memajukan geliat ekonomi pedesaan.”
Bisakah? Semoga! (uzlifah)