PWMU.CO – Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Laly Ika Mariyati menekankan pentingnya pendekatan manusiawi yang menyentuh hati dalam penanganan permasalahan sosial di masyarakat.
Hal itu disampaikan Lely ketika menjadi narasumber sesi materi acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Dai Komunitas yang diadakan oleh Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Hotel Gunawangsa Merr Surabaya, Rabu (28/11/18).
Lely mengatakan, penanganan permasalahan sosial masyarakat seperti anak jalanan (anjal), anak punk, PSK, Narkoba, dan lainnya tidak hanya butuh, dan bisa selasai dengan, komunikasi lisan atau verbal saja.
Lebih dari itu, penanganan permasalahan sosial masyarakat harus dilakukan dengan terjun langsung membina dan melakukan pendampingan terhadap para penyandang masalah sosial itu.
“Mereka itu sejatinya butuh sentuhan dan pendekatan langsung kita. Jadi sentuhlah sisi manusiawi mereka. Sentuh hatinya, dan dekati mereka secara personal. Kita juga harus bisa mendekati keluarganya. Kita gugah dan kembalikan memori indah mereka bersama keluarganya,” katanya.
Lely menegaskan, penanganan permasalah sosial di masyarakat tidaklah mudah. Sebab, selain membutuhkan proses dan waktu yang cukup lama, bisa tahunan, juga membutuhkan anggaran yang cukup besar.
“Penanganan masalah sosial di masyarakat itu tidak hanya butuh kesabaran saja. Tapi butuh suuaabaar sekali,” tuturnya.
Lely kemudian menceritakan pengalamannya ketika mendampingi komunitas anak punk di Tuban. “Ketika saya mendampingi salah satu anak punk di Tuban, saya memberikan treatmen dengan memperlakukannya secara manusiawi. Saya dekati dia, mengajaknya bicara, dan saya sentuh hatinya,” ceritanya.
Lely melanjutkan, karena kebetulan si anak punk itu sudah berkeluarga dan mempunyai anak, maka pendekatan dilakukan adalah menyentuh keluarganya.
“Jadi saya ajak ia memikirkan anak dan kslaurganya. Tenyata si anak punk itu ingin anaknya mondok dan tidak menirunya,” ungkapnya.
Meski begitu, kata Lely, tidak selamanya pendampingan dan penyuluhan yang dilakukan dengan pendekatan personal itu bisa sukses alias berhasil. “Kadangkala, kita akan menemui kegagalan dan harus mundur memilih mendampingi yang lainnya,” pesannya. (Aan)