PWMU.CO – Ada yang menarik ketika mantan Wakil Presiden, Prof Budiono berbicara dalam Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan (KNIB), Senin pagi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (23/5). Didaulat untuk mengurai konsep negara kesejahteraan dan MEA, Boediono mengungkapkan kegembirannya bisa bersilaturrahmi dengan warga Muhammadiyah.
(Baca: Mantan Wapres Boediono: Muhammadiyah Berperan dalam Konsep Negara Kesejahteraan)
Dalam pengakuannya di hadapan peserta KNIB, Boediono mengakui bahwa Muhammadiyah sangat mempengaruhi pada dirinya. “Pengaruh Muhammadiyah terhadap saya berlangsung sejak sekolah di SD Muhammadiyah,” jelasnya. Seperti diketahui, Boediono sendiri merupakan alumnus SD Muhammadiyah Kota Blitar di awal tahun 1950-an.
(Baca: Penjelasan Ketua Umum PP di Konsolidasi Nasional Muhammadiyah)
“Pagi sekolah dan siang hari mengikuti kepanduan Hizbul Wathan,” katanya menjelaskan tentang kegiatan di sekolah yang menurutnya saat itu fasilitasnya sangat terbatas. Selain tidak ada kewajiban berseragam dan hampir semua murid tidak pakai sepatu.
“Yang terkesan bagi saya bukan karena gedung sekolahnya, tapi karena dedikasi guru Muhammadiyah yang telah mendidik saya,” urainya tentang alasan kesannya pada sekolah Muhammadiyah.
Tak heran jika dalam pembukaan Tanwir Muhammadiyah di Bandung 2012 silam, Boediono mengaku masih ingat cukup jelas wajah-wajah para guru SD-nya, bahkan cara mereka mengajar dan apa yang diajarkan. Semoga menjadi inspirasi bagi kita, guru Muhammadiyah kekinian. (hidayatulloh/tamhid)