PWMU.CO – Relawan medis asal Rumah Saki Muhammadiyah (RSM) Lamongan, Jawa Timur memberikan penyuluhan kesehatan pada guru sekolah dasar (SD) se-Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Penyuluhan tentang pertolongan pertama gawat darurat (PPGD) untuk masyarakat awam itu diadakan di SMK Negeri 3 Kota Palu, Kamis (6/12/18).
Sebanyak 150 guru SD se-Kota Palu yang terbagi menjadi 4 kelas itu tampak antusias mengikuti kegiatan penyuluhan yang disampaikan oleh H Ruchin SKep Ns bersama dengan Pramudia Betty Rusdiana SKeb.
Ruchin dalam kesempatan itu memaparkan materi tentang bagaimana memberikan pertolongan kepada kondisi gawat darurat sehari-hari untuk masyarakat awam di luar medis dan paramedis. Mulai dari menolong korban kecelakaan di jalan raya yang benar, luka bakar, tersedak, kejang, cara menghentikan perdarahan, dan lainnya.
“Konsep di PPGD awam ini adalah 3A, yaitu aman diri sendiri atau penolong. Lalu, aman korban atau yang ditolong dan aman lingkungan,” terangnya.
Perawat asal RSM Lamongan itu lalu menerangkan, ketika akan menolong korban kecelakaan di jalan raya misalnya, jangan sok menjadi pahlawan dengan langsung mengangkat pasien yang berdarah-darah itu, tanpa memperhatikan keselamatan diri si penolong.
Pasalnya, sekarang ini banyak di antara masyarakat yang menderita HIV Aids ataupun hepatitis B. “Nah, kedua penyakit itu bisa menular lewat darah dari si penderita. Jadi kita harus waspada,” paparnya.
Ia melanjutkan, banyak juga di antara penyebab dari kematian korban kecelakaan lalu lintas (KKL) sebenarnya adalah karena ulah si penolong yang tidak mengetahui cara yang benar dalam memberikan pertolongan.
Ruchin mecontohkan kebiasaan yang selama ini terjadi misalnya, setelah KKL bangun langsung disuruh minum. Menurut dia itu sebenarnya bahaya. Terutama apabila korban tersebut mengalami gagar otak.
“Ada jenis gagar otak yang setelah terjatuh kemudian pingsan. Setelah itu sadar sebentar dan tidak sadar lagi atau jatuh dalam kondisi koma. Jika waktu periode sadar itu diberikan minum, maka pada waktu jatuh dalam kondisi tidak sadar lagi, pasien bisa muntah kemudian tersedak dan isi lambung masuk ke paru-paru dan menyumbat jalan nafas,” urainya.
Kesalahan lain, sebut dia, karena salah dalam cara mengangkat korban yang bisa mengakibakan terjadinya cedera saraf tulang belakang. “Bahkan, keselahan itu bisa berakibat fatal yaitu menyebabkan kematian,” ujarnya. (Aan)