PWMU.CO – Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) menyatakan sikap netralnya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan berlangsung pada 17 April 2019 mendatang.
Penegasan sikap itu tertara dalam surat pernyataan bersama yang ditandatangani oleh: Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Sunanto, Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiahtul Aisyiyah Diyah Puspitarini.
Ketum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Najih Prastiyo dan Ketum PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Hafizh Syafa’aturrahman.
Hafizh mengatakan, tingginya antusiasme masyarakat menyambut Pemilu 2019 merupakan langkah maju bagi pembangunan politik dan demokrasi di Indonesia. Hal itu diharapkan dapat membawa dampak positif bagi lahirnya pemimpin nasional yang dapat menghadirkan kualitas kehidupan rakyat pada semua aspek.
Sayangnya, kata Hafizh, tingginya partisipasi politik tersebut ternyata banyak menimbulkan gesekan di tengah-ditengah masyarakat.
“Gesekan juga terjadi di antara sesama warga Muhammadiyah. Secara lebih khusus, gesekan terjadi pula di tubuh AMM,” terangnya ketika dihubungi PWMU.CO, Ahad (17/3/19) malam.
Maka dari itu, Hafizh menegaskan, pimpinan AMM merasa perlu menyampaikan empat poin (butir) penting untuk menjadi pedoman dan seruan bersama dalam menghadapi Pemilu 2019.
Pertama, AMM pada semua struktur kepemimpinan secara konsisten (istiqamah) siap melaksanakan Instruksi Pimpinan Muhammadiyah Nomor 02/INS/1.0/E/2019 tentang menjaga netralitas Persyarikatan dan amal usaha Muhammadiyah (AUM) menghadapi Pemilu tahun 2019.
Kedua, AMM pada semua level kepemimpinan tidak diperbolehkan menggunakan simbol dan atau mengatasnamakan organisasi untuk kepentingan dukung-mendukung terhadap partai politik, calon DPR dan Calon Presiden-Wakil Presiden.
Ketiga, AMM pada semua level dihimbau untuk menggunakan hak suaranya pada tanggal 17 April 2019 mendatang. “Dengan ikhtiar demi kebaikan umat, bangsa dan negara, serta berperan aktif melakukan political education ditengah-tengah masyarakat,” kata Hafizh.
Keempat AMM di semua level diharapkan menjadi garda terdepan bersama elemen masyarakat yang lain untuk menjaga kondusivitas masyarakat jelang, pada saat, dan pasca pemilu berlangsung.
“Mudah-mudahan ini dapat menjadi pedoman dan acuan menghadpi Pemilu 2019 demi terwujudnya cita-cita bersama yakni baldhatun toyyibatun warabbun Ghafur,” ujarnya. (Aan)