PWMU.CO – Sebanyak 203 siswa kelas VIII SMP Muhamamdiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik melakukan eksplorasi tanaman kopi luwak dalam kegiatan Field Research di Wisata Edukasi Desa Sekarmojo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Kamis (11/4/19).
Selama ini dalam kehidupan sehari-hari, siswa Spemdalas hanya mendapati warung kopi berjajar di sepanjang desa hingga daerah perkotaan di Gresik. Namun, kali ini mereka bisa belajar langsung tentang morfologi tanaman kopi yang memiliki nama latin Caffea canephora beserta proses pembuatannya di tempat yang asri dan sejuk. Bahkan bisa berinteraksi langsung dengan hewan luwak.
“Kopi luwak dihasilkan dari kotoran (feses) hewan luwak (Paradoxurus hermaphroditus) yaitu hewan sejenis musang dari kelompok mamalia,” jelas Dina Pusparani yang bertugas sebagai kakak pembina saat menyampaikan materi di ruang Amphiteater.
Dia menegaskan, semakin hewan luwak tersebut disehatkan, disejahterahkan, dan diatur pola makannya maka hasil proses enzimatis yang ada dalam sistem pencernaan luwak juga akan semakin menghasilkan aroma khas robusta dan rasa kopi yang nikmat.
“Luwak yang ada di eduwisata kebun Pak Budi ini diberikan makan biji kopi hanya pada hari Senin dan Kamis,” terangnya dan diikuti celetuk anak-anak puasa Senin-Kamis ya luwaknya.
Kak Dina kembali menjelaskan, bila luwak diberikan makan kopi tiap hari justru proses pembuatan kopinya tidak maksimal dan tidak menghasilkan aroma kopi yang baik.
Dina menyampaikan walau kopi berasal dari feses hewan luwak tapi sudah dijamin kehalalannya. Hal ini disebabkan proses pembersihan biji kopi yang keluar dari feses luwak dilakukan sebanyak tujuh kali dalam kondisi air mengalir.
Selain itu, lanjutnya, saat biji kopi masih utuh dan ditanam kembali di polibag masih dapat tumbuh menjadi tanaman kopi kembali. “Semula ada yang ragu minum kopi luwak, tapi setelah dapat stempel halal dari MUI baru konsumen dan kami yakin, kopi ini halal,” terangnya.
Saat berkeliling langsung di kebun kopi, siswa dalam kelompok didampingi oleh Anjas Yuniarto. Mereka diajak langsung mengamati morfologi tanaman kopi beserta bijinya dan kandang luwak.
Anjas menjelaskan, ada dua jenis biji kopi yang disukai oleh luwak. Hewan nokturnal ini pada saat malam hari, akan keluar dan turun dari kandang dan mengambil biji kopi yang berwarna merah.
Menurut dia kopi luwak memiliki kadar protein dan kafein yang rendah serta asam sitrat yang tinggi. Kopi khas Indonesia ini dapat memberikan kelebihan tersendiri bagi penikmatnya diantaranya meningkatkan sistem metabolisme tubuh, menjaga kesehatan gigi dan kulit serta menghindarkan diri dari penyakit saraf dan kanker.
Kegiatan Field Research tentang materi kopi luwak ini pun memperoleh respon postif dari siswa kelas VIII. Fadel Thoriq, siswa kelas VIII A menyampaikan tertarik dengan informasi tentang kopi luwak.
“Saya ini kadang-kadang minum kopi, tapi kopi luwak ini eksentris dan menggunakan metode organik untuk membuatnya. Belajar di sini juga menyenangkan karena langsung di sekelilingi oleh alam yang hijau dan asri,”katanya kepada PWMU.CO di sela kegiatan.
Dalam kegiatan ini selain para siswa memperoleh materi edukasi juga ada fun game. Setelah kegiatan Field Research ini, siswa akan mendiskusikan secara berkelompok di sekolah untuk mengelola data yang telah diperoleh di lapangan dan diorganissasi dalam bentuk pelaporan baik berupa makalah dan poster ilmiah. (Anis Shofatun)