Search
Menu
Mode Gelap

Prosesmu Bernilai, Setiap Takdir Menemukan Irama-Nya

Prosesmu Bernilai, Setiap Takdir Menemukan Irama-Nya
Gambar ilustrasi. (Istimewa/PWMU.CO)
pwmu.co -

Oleh: Andi Widiyanto, S.Pd., Guru Sekolah kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya.

Ada perjalanan yang tak disaksikan tepuk tangan manusia. Ia sunyi, perlahan, dan kerap basah oleh air mata. Namun justru di sanalah Allah menanam nilai.

Sebab Allah tidak memandang hasil semata, melainkan setiap langkah yang ditempuh dengan sabar dan iman. Dalam sunyi itulah prosesmu hidup, dan di mata Allah, ia begitu berharga.

Jangan bandingkan prosesmu dengan perjalanan orang lain. Setiap manusia diciptakan dengan latar belakang, kekuatan, dan jalan hidup yang berbeda.

Apa yang kamu jalani hari ini—meski terasa berat, panjang, dan melelahkan—bukanlah tanda ketertinggalan, melainkan bagian dari takaran yang Allah tetapkan khusus untukmu. Sebab Allah tidak pernah keliru dalam menguji hamba-Nya.

Allah ﷻ dengan tegas menegaskan bahwa setiap ujian selalu sepadan dengan kemampuan dan kekuatan hati manusia:

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)

Ayat ini menjadi penenang bagi hati yang lelah. Jika ujian itu datang kepadamu, maka sejatinya Allah telah menilai bahwa kamu mampu menjalaninya—meski kamu sendiri merasa hampir menyerah.

Rasa berat bukan berarti kamu lemah, melainkan karena proses itu sedang membentuk kekuatan iman dan keteguhan hatimu.

Sering kali kita membandingkan hidup kita dengan orang lain, seakan-akan Allah membagi ujian secara tidak adil. Padahal, Allah telah mengingatkan bahwa hidup memang ladang ujian bagi setiap orang, namun dengan bentuk dan kadar yang berbeda:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan, ‘Kami beriman,’ sementara mereka tidak diuji?,” (QS. Al-‘Ankabut: 2)

Ujian adalah bukti keimanan, bukan hukuman. Semakin besar iman seseorang, semakin besar pula ujian yang Allah berikan untuk menaikkan derajatnya.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ

“Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya ujian. Dan jika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka.” (HR. Tirmidzi, hasan sahih)

Maka jangan iri pada kelapangan hidup orang lain, karena kamu tidak tahu ujian apa yang mereka sembunyikan. Jangan pula meremehkan dirimu hanya karena prosesmu terasa lebih lambat.

Bisa jadi Allah sedang mengajarkan sabar, ikhlas, dan tawakal yang kelak akan menjadi cahaya terbesar dalam hidupmu.

Dalam setiap kesulitan, Allah selalu menyertakan harapan. Bahkan Dia menegaskannya dua kali agar hati manusia tidak putus asa:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ۝ إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5–6)

Rasulullah ﷺ juga mengajarkan cara pandang seorang mukmin dalam menghadapi proses hidup:

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Artinya, baik dalam lapang maupun sempit, cepat maupun lambat, semuanya bernilai pahala jika dijalani dengan iman dan kesabaran.

Maka fokuslah pada prosesmu sendiri. Jadikan perjalananmu sebagai ruang untuk lebih dekat kepada Allah, bukan sebagai alasan untuk merendahkan diri.

Tidak apa-apa jika hari ini kamu tertatih, selama kamu tetap melangkah di jalan yang Allah ridhai. Kelak, ketika kamu sampai pada waktumu, kamu akan memahami bahwa semua ini terjadi bukan karena kamu lemah—melainkan karena Allah sedang membentukmu menjadi pribadi yang lebih kuat dan beriman.

Maka teruslah melangkah, meski perlahan. Jangan lelah menjadi sabar, jangan menyerah pada harap. Prosesmu sedang membentuk kekuatan hati yang kelak akan kau syukuri.

Dan saat waktunya tiba, kamu akan memahami: bukan karena kamu mampu lalu diuji, tetapi karena Allah menguji, maka kamu menjadi mampu.(*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments