PWMU.CO-Majelis Dikdasmen PWM Jatim mengadakan International Training on Education yang dilaksanakan di Trawas Mojokerto selama lima hari, Senin-Jumat (19-23/8/2019).
Kegiatan ini diadakan kerja sama dengan Irsyad Trust Ltd dan Temasek Foundation International Singapura.
Ada tiga fokus kelas pelatihan yaitu Arabic Teacher Training, Instructional Mastery (Teaching Pedagogy), dan ICT in the Classroom. Peserta dari utusan sekolah Muhammadiyah se-Jatim terdiri guru Bahasa Arab, kepala sekolah, atau wakil kepala sekolah.
Kepala SDM 3 ICP Sumberrejo M. Tajuddin Al Afghani hadiri mengikuti pelatihan Arabic Teacher. Ada 29 peserta dari kelas ini.
Dia menjelaskan, selama ini Bahasa Arab yang dianggap sulit, dalam pelatihan ini diajarkan menjadi mudah dan menyenangkan. ”Mendorong murid berani berbicara bahasa Arab dengan sangat percaya diri,” ujarnya.
Pelatihan berlangsung menggunakan bahasa Arab. Tidak menjadi kendala bagi peserta. Apalagi bagi Tajuddin Al Afghani yang alumnus Pesantren Gontor tahun 1999.
Pelatihan mengenalkan Metode Fitrah yang telah dikembangkan oleh Irsyad Trust Ltd. Metode ini telah digunakan di Madrasah Irsyad Al Islamiyah Singapura dan beberapa sekolah ternama di Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara.
”Metode ini melakukan revolusi pembelajaran bahasa, khususnya Bahasa Arab di sekolah, dengan menitikberatkan pendekatan tanya jawab dan menggunakan metode mubasyiroh atau sam’iyyah syafawiyyah,” jelas Tajuddin.
Agus Dwi Handoko, trainer untuk Arabic Teacher Training mengatakan, jangan menggunakan metode Kaidah dan Terjemah serta metode Qiroah.
”Teknik mengajar dengan full body language serta dibantu dengan kegiatan yang menyenangkan seperti menyanyi dan bermain akan membuat kelas lebih hidup dan membuat guru lebih mudah dalam mengajar, terlebih sudah dibantu dengan slide dan resources yang telah disediakan oleh trainer,” kata Agus yang lulus Universitas Kairo.
”Pembelajaran Bahasa Arab di sekolah selama ini yang lebih sering guru aktif banyak bicara. Dengan Metode Fitrah, porsi guru dengan murid berbanding 30:70. Di sini murid harus lebih aktif bicara dibandingkan guru,” ujarnya.
Dengan living language bahasa Arab, katanya, siswa mudah dan cepat untuk memahami bahasa asing tersebut dalam pemakaian sehari-hari. Ditambah menggunakan media audio visual, nasyid, dan game belajar Bahasa Arab menjadi menyenangkan.
Guru MA Muhammadiyah 1 Malang (Mamumtaza) Nadia Afidati yang juga ikut kelas training Bahasa Arab bersyukur bisa mengikuti tes training tersebut, karena banyak mendapatkan ilmu baru.
Wakasek Kurikulum ini menambahkan training seperti ini juga menjadi charge untuk lebih semangat lagi dalam mengajarkan bahasa Arab.
Muhammad Tarmizi Abdul Wahid, trainer lainnya, menyampaikan, pelatihan berlangsung selama sepuluh hari. Tahap pertama berlangsung lima hari di Trawas dan tahap kedua lima hari pada bulan September di Surabaya. (*)
Penulis M. Tajuddin Al-Afghani, Slamet Riadi Editor Sugeng Purwanto