PWMU.CO – Cendekiawan muda Muhammadiyah Zuly Qadir berharap supaya kader-kader Muhammadiyah masuk dalam aktivitas keagamaan pada wilayah media publik. Pasalnya, ustadz-ustadz kini memadati acara kultum dan pengajian di televisi tak lebih dari sekedar ustadz intertain.
“Yang banyak sekarang ustadz-ustadz selebritis, dan seringkali menyampaikan pesan keagamaan yang tidak kontekstual,” kata Zuly di acara Tadarus Pemikiran Islam yang diselenggarakan Jaringan Intelektual Islam Muhammadiyah bersama Pusat Studi Islam dan Filsafat di Universitas Muhammadiyah Malang, Rabu (29/6).
Berperan di media publik sangat penting bagi Muhammadiyah dalam rangka mencerdaskan umat Islam di Indonesia. Apalagi beberapa ustadz yang sering muncul di layar televisi itu mempertontonkan perilaku yang jauh dari ajaran Islam. Misalnya, ada ustadz yang pada bulan puasa ini melarang orang untuk bekerja keras, dan hanya disuruh untuk memperbanyak wirid atau mendekatkan diri pada Allah.
“Tentu saja ini sangat problematis. Iya kalau pekerjaan mereka sebagai ustadz enak krn ceramah sana- sini digaji Rp20 juta, lalu bagaimana orang-orang lain,” tutur Zuly.
Sebab itu, lanjut Zuly, Muhammadiyah secara organisatoris perlu mengambil peran ini, dengan tujuan untuk mencerdaskan umat. (Nafi’)