PWMU.CO – Keramahan warga Pulau Bawean benar-benar dirasakan oleh rombongan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik dan Ikatan Guru Aisyah Bustanul Athfal (IGABA) Gresik saat berkunjung di sana, Jumat-Senin (8-11/11/19).
Mereka adalah 180 guru TK Aisyiyah se-Kabupaten Gresik, 4 anggota PDA Gresik, 11 pengurus IGABA Gresik, dan 5 kru Sinar Harapan Semesta Travel.
Keramahan dirasakan anggota rombongan berangkat dari halaman TK Aisyiyah 17 menuju empat pertemuan di Gedung Olahraga Sangkapura. Mereka diarak oleh group drumband Ikatan Wali Murid Aisyiyah (Imawa) sejauh tiga kilometer. Di sepanjang jalan, warga mengabadikan momen itu dengan kamera ponsel sambil tersenyum.
Keramahan juga dirasakan oleh anggota PDA dan IGABA Gresik saat mendapat undangan makan malam di rumah tokoh Aisyiyah yang juga Kepal MTs Muhammadiyah 5 Daun: Eklis Dinika MPd.
Ketua Majelis Dikdasmen PDA Gresik, Ning Munasichah SAg mengatakan, kami dijemput dengan mobil pick up. “Dalam perjalanan, di salah satu gang, kami dipersilakan seorang warga mampir di acara Maulid Nabi Muhammad di rumanya sambil ngajak makan soto,” terangnya.
Sampai di kediaman Eklis, aneka masakan ikan dihidangkan. “Ada cumi, kepiting, rajungan, ikan kiper, baronang, dan lain-lain”, tambahnya.
Pengalaman luar biasa juga di alami Guru TK Aisyiyah 11 Giri, Erni Kurniasari. Kepada PWMU.CO dia bercerita, ” Saya berangkat ke Bawean bersama putri saya yang berusia dua bulan, Sabrina Aisyah El Shanum, dan ibu saya, Rupiyati,” ungkapnya.
Segala perlengkapan dia siapkan jauh hari buat si kecil. Mulai pakaian, peralatan mandi, sampai peralatan tidur. Guru yang tinggal di Jalan Sunan Giri 18 E No 24 ini juga terharu kerena bundanya senang bisa ikut dalam kegiatan in.
“Beliau kagum sama orang Bawean. Karena selamar empat hari dipinjami kasur bayi, bahkan ada yang menyiapkan air hangat buat mandi si kecil.”
Sekretaris PDA Gresik Ir Fiaduz Zakiyah MPd merasakan hal yang serupa. “Saya kalau ke Bawean pasti pengen rujak Bawean. Karena rasanya khas, dan ada irisan koncok-koncoknya,” ujarnya.
Ketika bermalam di rumah Pak Syihabuddin, sambungnya, kami dibuatkan rujak satu talam besar yang cukup buat belasan orang. “Bahkan di atas meja makan dan meja tamu, sudah disiapkan camilan sebelum kita datang,” ucapnya. Shihabuddin adalah Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Ranting Muhammadyah Daun Sangkapura.
Pengalaman serupa juga dialami Ketua IGABA Gresik Tri Wulandari Heppyani Kurniawati SPdI SPd. “Saat180 guru TK Aisyiyah se-Kabupaten Gresik hendak bermalam di Gedung Olahraga Sangkapura, warga Muhammadiyah Bawean menawarkan rumahnya untuk bermalam. Permintaan itu akhirnya kita apresiasi,” ungkap dia.
Ada 17 rumah yang menjadi tempat bermalam. Beberapa guru malah bermalam di rumah saudara.” Ternyata banyak guru TK yang masih punya kerabat di Pulau Bawean”, ujar Heppy, sapaan akabnya.
Penulis jga meraskan hal yang sama.
Ketika di Sangkapura, ada seorang wali murid yang mencari saya sebagai guru di SMA Muhammadiyah 1 Gresik (Smamsatu).
Rupanya dia adalah orangtua Ferry Irawan, alumnus Smamsatu Gresik. Dia berkisah, anaknya sekarang diterima di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Dia juga titip salam untuk beberapa guru Smamsatu. Eh, ternyata, ada dua dus makan buat oleh-oleh. Subhanallah.
Sungguh, keramahan warga Pulau Bawean bukan hanya sekadar cerita. Kalau warga daratan—istilah bagi yang di luar pulau, termasuk kami guru-guru Aisyiyah Gresik—sudah pernah menginjakkan kaki di Pulau Bawean, pasti ingin balik lagi. (*)
Penulis Estu Rahayu. Editor Mohammad Nurfatoni.