PWMU.CO– Seandainya bahagia bisa dibeli dengan uang pasti hanya orang kaya yang bisa menikmatinya. Ternyata banyak orang kaya rumah tangganya hancur, anak-anak bermasalah, atau sakit sehingga tak bisa menikmati kekayaannya.
Demikian disampaikan Ketua LDK (Lembaga Dakwah Khusus) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Muhammad Arifin MAg dalam kajian Ahad Pagi di Masjid at-Taqwa PDM Bojonegoro, Ahad (9/2/2020).
Seandainya bahagia itu bisa didapat melalui jabatan, sambung Ustadz Arifin, pasti para pejabat akan bahagia semua. Faktanya ada pejabat masuk penjara karena korupsi.
”Demikian juga seandainya bahagia itu bisa diraih dari ketenaran pastinya para artis, selebritas yang tenar itu bahagia, tetapi kenyataannya tidak demikian. Ada artis bunuh diri, frustrasi, dan terjerat narkoba,” tambah Ustadz Arifin.
Cara Meraih Bahagia
Kebahagiaan itu, kata dia, hanya akan dirasakan hamba Allah yang memiliki ketenangan hati dan kelapangan dada. ”Kekayaan, jabatan, ketenaran tidak bisa menjamin hidup bahagia,” ujarnya.
Menurut dia, istiqomah dalam beramal saleh merupakan kunci meraih bahagia. Sebagaimana firmanNya dalam surat an-Nahl ayat 97. Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (bahagia) dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
”Dengan iman dan amal saleh seseorang dapat memperbaiki kondisi hatinya, tingkah lakunya, urusan dunia dan akhiratnya. Dengan demikian orang yang telah beriman dan beramal saleh mempunyai fondasi yang kuat untuk menghadapi segala kemungkinan di hadapannya, baik kelapangan maupun kesulitan hidup,” tuturnya.
Dijelaskan, masjid merupakan salah satu tempat menuju bahagia. Sebagaimana hadits riwayat Muslim yang berbunyi, tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu masjid Allah untuk membaca al-Quran dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali akan turun ketenangan, dilingkupi rahmat Allah, dikelilingi para malaikat dan Allah memuji mereka di hadapan malaikat.
”Hakekat kebahagiaan adalah dengan tenangnya hati dan lapangnya dada, sedangkan ketenangan hati diperoleh dengan berdzikir kepada Allah. Sebagaimana firmanNya dalam surat ar-Ra’du ayat 28, ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tentram, “ ucapnya.
Dikatakan, tidak kalah penting agar kita meraih kebahagiaan adalah tawakal kepada Allah. Sebagaimana firmanNya, barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya. Ini disebut dalam surat ath-Thalaq: 3.
Di akhir ceramahnya Ustad Arifin memutarkan video cerita kehidupan orang pedalaman yang jauh dari keramaian tetapi mereka tampak begitu bahagianya. (*)
Penulis Abu Nahda Editor Sugeng Purwanto