Kampung Kemasan Gresik dan rahasia jendela asli dan palsu. Kenapa pula patung gajah dengan posisi terbalik di Rumah Gajah Mungkur?
PWMU.CO – Lima siswa Ekstrakurikuler Jurnalistik SD Muhammadiyah 2 Gresik (SD Muda Ceria) berkunjung ke Kampung Kemasan dan Rumah Gajah Mungkur yang berada di Jalan Nyai Ageng Arem-Arem Gresik, Jumat (14/2/2020).
Mereka berangkat dari sekolah tepat pukul 13:00 WIB, dengan berjalan kaki. Menuju Kampung Kemasan dan Rumah Gajah Mungkur yang kebetulan tidak begitu jauh dari Kompleks Perguruan Muhammadiyah Gresik, tempat SD Muda Ceria berada.
Makna Kampung Kemasan Gresik
Di Kampung Kemasan kelima siswa itu bertemu dengan Oemar Zainuddin, budayawan Gresik yang menempati salah satu rumah kuno yang ada di KampUng Kemasan. Dia selalu setia menjadi guide para tamu yang berkunjung ke sana.
Pak De Noot, panggilan akrab Oemar Zainuddin, dengan detail menceritakan bagaimana sampai ada Kampung Kemasan dan Rumah Gajah Mungkur.
Dia menjelaskan, sebenarnya ada banyak bangunan kuno di Gresik, tidak hanya di Kamueng Kemasan ini. “Misalnya jika kita berjalan di sepanjang jalan mulai dari alun-alun Kota Gresik sampai Kemasan ini, banyak tampak bangunan kuno,” jelasnya.
Kampung Kemasan Lebih Satu Abad
Dia menambahkan, “Ada yang masih asli dan ada yang sudah sudah diperbaiki. Dikatakan bangunan kuno jika sudah berusia 50 tahun ke atas.”
Bangunan di Kampung Kemasan ini contohnya. Bangunan yang lebih dari satu abad lalu ini masih tampak berdiri kokoh dan terpelihara. “Semua bangunan kuno yang terdapat di Kampung Kemasan ini syarat dengan nilai sejarah yang cukup besar,” terang dia.
Banyak siswa seperti kalian, sambungnya, yang ingin belajar tentang sejarah Kampoeng Kemasan ini. “Ada juga mahasiswa dari dalam dan luar negeri yang berkunjung di sini. Kadang ada juga ibu-ibu pengajian dan masih banyak lagi yang ingin mengetahui sejarah kampoeng ini”, uari Pak De Noot.
Pria kelahiran Gresik, 18 Desembaer 1942 ini melanjutkan ceritanya. Konon pada tahun 1853 di tepi sungai kecil yang menghubungkan desa Telogo Dendo yang melewati perkampungan penduduk di Kota Gresik, berdiri sebuah rumah yang dibangun oleh seorang keturunan Cina bernama Bak Liong.
“Dia memiliki keterampilan membuat kerajinan dari emas. Keterampilannya ini menjadikan Bak Liong terkenal, sehingga banyak penduduk yang datang untuk membuat atau memperbaiki perhiasannya. Sejak itu kawasan yang ditempatinya dinamakan Kampung Kemasan yang berarti tukang emas,” jelasnya. BACA sambungan di halaman 2: “Jendela Asli dan Palsu di Kampung Kemasan” …