PWMU.CO-Panti Lansia sedang dimatangkan model pengelolaannya oleh Ketua Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim Drs Imam Hambali MPd.
Hal itu disampaikan saat mengunjungi PCM Pare Kediri untuk mengecek keberadaan dan kondisi tanah wakaf di Jl. Tengku Umar Desa Gedang Sewu, Senin (17/2/2020).
Imam Hambali diterima oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pare antara lain Drs Nurhasan Yazid, Abdul Aziz, Saiful Hidayat, Faried Ma’ruf, Dr Wahyu Nur Alamsyah, Ali Kusdiarto, dan Habib Zanuri.
“Kedatangan saya di Pare saat ini sebagai follow up informasi dari Ketua Majelis Wakaf dan Kehartabendaan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Saudara Budi Pahlawan telah diwakafkan tanah atas nama Ibu Mahmudah Mawaty kepada PCM Pare Kediri,” kata Imam Hambali.
Dia menjelaskan, tanah wakaf itu berupa pekarangan seluas 360 meter persegi berlokasi di Jl. Tengku Umar Desa Gedang Sewu. ”Pemberi wakaf meminta tanah itu agar dibangun Ponpes Tahfidh atau Panti Lanjut Usia,” tambah dia.
Ketua MPS Imam Hambali menjelaskan, kita sudah merintis Panti Lansia Probolinggo. Di sana sudah ada Panti Lansia yang telah berjalan satu tahun, sudah ada pola, seperti pelayanan kesehatan, layanan sosial, pelayanan kerohanian keislaman .
”Silaturahim ke Pare Kediri ini untuk melihat lahan wakaf. Kira-kira Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pare menghendaki model yang seperti apa. Monggo setelah kita lihat lokasi, kita bentuk tim, karepe opo.Tadi dokter Wahyu Nur Alamsyah telah ditunjuk sebagai panitia didampingi oleh Ustadz Abdul Aziz,” tambah Imam Hambali.
Imam Hambali bersama PCM Pare langsung menuju lokasi tanah wakaf. Dia memotret tanah kosong itu. ”Ini kita foto lokasinya, karepe ngene-ngene, terus ke depan kayak apa,” katanya.
Model Pengelolaan Panti Lansia
Diwawancarai terpisah Imam Hambali mengatakan, Muhammadiyah membangun Panti Lansia membimbing orang tua menjadi bahagia, sehat bermartabat, insya Allah ketika mati khusnul khotimah.
”Orang-orang lanjut usia setelah sukses membesarkan anak-anak kemudian berumah tangga, semburat dewe-dewe. Biasanya orang tua tinggal di rumah sendiri,” ujarnya. Daripada kesepian di rumah masuk Panti Lansia bisa ikut kegiatan kerohanian untuk bekal mati.
Pendirian Panti Lansia menjadi dilema karena ada yang menganggap tempat pembuangan orangtua bagi anak-anaknya yang tak mau direpoti karena sibuk. Sementara Islam mengajarkan anak harus memelihara orangtuanya sendiri.
Imam Hambali menjawab, tugas Majelis Tarjih membahas Panti Lansia yang sesuai dengan syariah seperti apa. ”Majelis Pelayanan Sosial punya program seperti ini, visi dan metode seperti ini, bagaimana Majelis Tarjih bersikap, agar kita tidak menyimpang dari al-Quran maupun sunnah.
”Karena mungkin belum paham, jangan dihukumi dulu. Konsep birrul walidaini menurut al-Quran itu yang bagaimana. Nah adalah tugas Majelis Tarjih untuk menjawabnya,” tuturnya.
Pengelolaan Panti Lansia, menurut Imam Hambali, tidak serba gratis. Karena mempekerjakan pengasuh yang harus digaji. ”Hanya yang membayar itu tidak harus orang tua yang tinggal di pondok ini, kita mencari donatur,” katanya.
Panti Lansia bisa menerima orang lanjut usia dari beragam latar belakang yang ingin mengisi hari tua dengan belajar Islam. Dengan berseloroh Imam Hambali mengatakan, penghuninya orang miskin. ”Ada yang miskin ekonomi, miskin sosial, dan ada yang miskin rohani,” tandasnya.
”Ada orang yang sudah lanjut usia, walau bergelimang harta, tetapi kesepian di rumah. Mereka perlu interaksi dan kegiatan,” ujarnya. (*)
Penulis Suparlan Editor Sugeng Purwanto