PWMU.CO – LDK Tuban beberkan cara dakwah komunitas punk. Seperti yang disampaikan pada acara konsolidasi di Gedung Dakwah, Tuban, Ahad (16/2/20).
Dalam sambutannya, Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Muhammadiyah Jawa Timur Muhammad Arifin mengatakan, dakwah bukan hanya kewajiban dai atau mubaligh, tapi juga kewajiban seluruh umat Islam.
Perintah dakwah, menurut Ustadz Arifin—sapaannya—berlaku kepada semua hamba-Nya yang beriman. “Sebagaimana disebutkan dalam ayat yang sangat populer: ‘Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk’,” ungkap dia menyitir al-Quran Surat an-Nahl: 179.
Dalam kegiatan konsolidasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Tuban itu, Ustadz Arifin berpesan, jika para dai tidak boleh merasa cukup dengan berdakwah melalui mimbar.
“Kita tidak boleh berpuas diri hanya berdakwah lewat mimbar khutbah jumat atau kajian-kajian rutin. Melainkan juga harus melakukan dakwah di lapangan seperti dakwah komunitas,” tuturnya.
Menjamurnya komunitas seperti sekarang, menurut dia, harus disambut para aktivis dakwah dengan penuh kesiapan. “Agar mereka tidak sampai terjerumus pada kemungkaran. Karena perkembangan kemungkaran saat ini berjalan dengan begitu cepat, beriringan dengan melajunya teknologi,” terang Muhammad Arifin.
Dakwah pada Komunitas Punk
Muhammad Arifin mengaku bersyukur, para dai yang tergabung dalam lembaga dakwah khusus (LDK) Muhammadiyah Tuban telah berhasil mendampingi serta memberikan pembinan pada komunitas punk.
“Dakwah pada komunitas punk ini dilakukan dengan cara diundang dalam kajian duha dan berlanjut dengan memberikan bingkisan,” ungkap Muhammad Arifin.
Ketua LDK Muhammadiyah Tuban Majid Tsamun bersyukur karena banyak anggota komunitas yang sudah berdaya. “Alhamdulillah, para anggota punk yang sudah kita bina, sekarang sudah banyak yang kerja dan meninggalkan komunitasnya,” ungkap Majid Tsamun.
Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Arifin juga menyampaikan peran media online dalam dunia dakwah. Dia mengatakan, media online merupakan sumber ilmu jika dapat dimanfaatkan dengan baik.
“Tetapi juga bisa menjadi bencana ketika salah menggunakannya,” ungkapnya sembari memberi pesan agar para dai tidak buta terhadap dunia digital saat ini.
Manfaat media internet untuk dakwah, lanjut dia, ternyata sangat luar biasa . “Kita dapat menjadi bagian dari gerakan dakwah online dengan membagikan ilmu dan pengalaman kita. Tentu hal tersebut juga bermanfaat bagi para saudara kita sesama muslim,” katanya.
Hal lain yang dapat dilakukan di era dakwah digital ini, menurut Arifin, adalah menjadikan masing-masing diri kita sebagai muslim yang lebih baik. “Caranya dapat menambah ilmu agama melalui internet dan mengamalkannya,” ujar Ustadz Arifin.
Penulis Muhammad Arifin. Co-editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.