PWMU. CO – Cak Nanto, pemuda harus maju dan mencerahkan semesta. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah itu pada Sabtu (29/2/20).
Dalam Talkshow Kebangsaan yang digelar Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Ponorogo dan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa (PC IMM) Ponorogo, Cak Nanto, panggilan akrab Sunanto, menyebut pemuda adalah elemen penting sebuah bangsa.
“Maka pemuda harus berkarya dimanapun berada. Sejarah juga mencatat tentang peran pemuda dalam sejarah kemerdekaan NKRI,” tutur pria kelahiran Sumenep di Gedung Rektorat Lantai 4 Universitas Muhammadiyah Ponorogo tersebut.
Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah, lanjut dia, harus menjadi tempat aktualisasi pengabdian diri untuk menggerakkan segala potensi yang kita punya. “Maka kita dapat berperan dalam banyak hal dan bidang yang ada, sebagai juru dakwah, birokrat, atau bidang lainnya,”ujar Cak Nanto sembari menyebut pesan pendiri Muhammadiyah yang populer: ‘hidup-hidupilah Muhammadiyah jangan mencari hidup di Muhammadiyah’.
Amalkan Surat as-Shaf Ayat 4
Menurut Cak Nanto, Muhammadiyah sebagai gerakan modernis, baik pemikiran dan tindakan, harus mengaplikasikan kandungan al-Quran Surat as-Shaf (4), ’Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.’
Maka, kata dia, seharusnya barisan itu yang menjadi pedoman mengatur ritme gerakan persyarikatan ini. “Harus ada gagasan cemerlang yang muncul untuk memajukan Indonesia dan menerangi semesta,” ungkap dia.
Cak Nanto pun mengakui jika amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan, kesehatan, dan lainnya besar, tapi masih kering ideologi. “Jangan sampai warga Muhammadiyah tidak percaya diri akan identitasnya,” pesannya mewanti-wanti.
Dia lalu mengatakan, jika ruh dan semangat dakwah harus tetap berkobar. Tugas Pemuda Muhammadiyah adalah menjadi pribadi yang unggul. “Religiusitas harus dibangun sebagai pondasi dalam menggerakkan akal untuk mencapai humanitas. Sehingga terjadi gerakan intelektual yang menerangi semesta,” ujarnya.
Cak Nanto juga berpesan agar Pemuda Muhammadiyah menjadi seperti matahari. “Jangan seperti lilin yang hanya menerangi orang lain, tapi redup untuk dirinya sendiri (kader). Tetapi gerakan Pemuda Muhammadiyah harus seperti matahari yang menyinari dan sumber energi untuk semesta,” terang Cak Nanto.
Saat ini, menurutnya, yang kita butuhkan adalah gerakan nyata. Karena jika diam tidak mungkin mampu bersinar dan menyinari semesta.
“Kuncinya adalah mempersiapkan generasi unggul yang mempunyai spesifikasi dan fokus pada spesifikasi tersebut. Kemudian transformasi kader ke semua lini kehidupan, baik di bidang agama, sosial, politik, dan berbagai kehidupan bernegara,” jelas Cak Nanto.
Penulis Arif Kurniawan. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni