PWMU.CO-Hidup di Hungaria di tengah wabah global Corona menyebabkan keluarga dari Sidoarjo ini mengalami beberapa kesulitan. Apalagi beberapa negara Eropa seperti Italia dan Perancis sudah lockdown. Negara lain makin melakukan seleksi ketat.
Nurul Mushdolifah, guru SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) Sidoarjo bersama suaminya, Hazim Hamid, saat ini hidup di Hungaria. Suaminya menempuh kuliah doktoral di Eötvös Loránd University (ELTE) Budapest.
Dia bercerita, mestinya tanggal 10-13 Maret dia dan suaminya pergi ke Moskwa tapi batal gara-gara wabah Corona sampai juga ke Rusia.
”Suami saya seharusnya tanggal 10-13 Maret 2020 ikut konferensi internasional di Moskwa, tapi dibatalkan karena virus Corona,” ungkapnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Kamis (19/3/2020).
Padahal, lanjut ibu yang akrab dipanggil Bu Nurul, jauh-jauh hari sudah menyiapkan visa, tiket penerbangan, penginapan dan segala macam akomodasi yang sudah booking. Semuanya dibatalkan.
”Mau bagaimana lagi, kami sekarang hidup di negeri orang, harus juga ikut peraturan di sini. Apalagi beberapa negara Eropa sudah lockdown,” jelasnya.
Ujian Anak Juga Batal
Bukan hanya konferensi internasional suaminya yang batal, Nurul juga menyampaikan, Ujian Nasional putri sulungnya, Roisatul Wafiyah Al-Afifah, yang ikut di Den Haag, Belanda juga terancam batal sebab tak bisa keluar dari Hungaria.
Putri sulungnya itu saat ini siswi kelas 9 ikut program Pendidikan Jarak Jauh Sekolah Indonesia Den Haag. ”Kami belum bisa keluar dari Hungaria untuk ke den Haag. Padahal sudah booking tiket pesawat dan penginapan menuju ke Belanda. Sama kasusnya seperti ayahnya,” terangnya.
Dia juga bercerita, Jumat (13/3/2020) pekan lalu kaum Muslim laki-laki tidak bisa melaksanakan shalat Jumat di Budapest Mosque yang berlokasi di Féhévari Ut 41. Ini masjid terbesar yang berada di ibukota Hungaria.
”Tidak ada shalat Jumat dan kajian Islam internasional yang biasanya diselenggarakan setiap hari Sabtu. Pesertanya dari berbagai negara,” terang ibu tiga anak itu.
Hanya Masjid Patscal Utca Budapest yang menyelenggarakan shalat Jumat, namun dengan beberapa ketentuan. Seperti shalat Jumat dimulai pukul 12.30. Pintu gerbang masjid dibuka dan jamaah boleh masuk pukul 12.15.
Jumlah jamaah yang berada di masjid maksimal 50 orang. Sebelum masuk masjid jamaah diminta untuk cuci tangan menggunakan sabun sebelum berwudhu. Ketika masuk masjid, hindari kontak fisik, seperti bersalaman atau merangkul dengan jamaah lainnya.
Jika berbicara dengan jamaah yang lain harap tenang dan menjaga jarak. Berdiri sejauh 1 meter. Bahkan ketika berdoa, duduk sejauh mungkin dengan jamaah yang lain. Jamaah yang berusia lebih dari 60 tahun tidak diwajibkan untuk shalat Jumat. Boleh diganti shalat Duhur.
“Pembatasan ini berdasarkan imbauan dari Gergely Gulyás, Kepala Kantor Perdana Menteri pada hari Rabu (11/3/2020), bahwa pemerintah melarang kegiatan dalam ruangan dengan lebih dari 100 orang dan di luar ruangan dengan lebih dari 500 orang,” ungkapnya.
Nurul juga menginformasikan, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban saat diwawancarai radio, mengapa menutup universitas-universitas, Orban mengatakan, pada hari Jumat (13/3/2020) lalu orang asing dan migrasi salah satu penyebab penyebaran virus Corona di sini.
Ya beginilah dilema orang asing hidup di Hungaria di tengah wabah Corona yang mulai merebak di Eropa. (*)
Penulis Emil Mukhtar Editor Sugeng Purwanto